Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Tren penguatan harga logam mulia tidak hanya terjadi pada komoditas emas. Perak rupanya juga mengikuti jejak penguatan emas. Ketegangan di Semenanjung Korea sukses melambungkan harga perak sebagai salah satu aset lindung nilai.
Mengutip Bloomberg, Rabu (6/9) pukul 17.00 WIB, harga perak kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange naik 0,08% ke level US$ 17,955 per ons troi. Dibandingkan pekan sebelumnya, harga sudah melambung 2,58%.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengatakan, penguatan perak kali ini memang dipengaruhi kondisi geopolitik akibat tindakan Korea Utara. Setelah beberapa uji coba peluncuran misil Korut dua pekan terakhir, terlihat investor lebih memburu aset lindung nilai dari pada aset berisiko. Apalagi pada 9 September nanti tersiar kabar Korea Utara akan meluncurkan uji coba nuklir antar benua bertepatan dengan peringan hari kemerdekaan.
“Sepekan ini harga perak sangat ditentukan dari kondisi geopolitik,” paparnya, Rabu (6/9).
Meski begitu, Ibrahim tetap melihat adanya beberapa sentimen positif terkait posisi perak yang juga banyak digunakan sebagai logam industri. Prediksi peningkatan impor China mengindikasikan tingkat permintaan perak masih tinggi. Kalau data impor negeri Tirai Bambu itu benar-benar dirilis positif pekan ini, kemungkinan posisi perak akan semakin kokoh.
“Kalau ekonomi China bagus, permintaan pasti akan naik. Semua komoditas cukup bergantung dari ekonomi China,” paparnya.
Ibrahim memprediksi, sampai akhir kuartal III-2017, harga perak masih mampu melanjutkan penguatan hingga level US$ 18,500 per ons troi. Sedangkan untuk Kamis (6/9), diperkirakan harganya bisa berada pada kisaran US$ 17,759-US$ 18,076 per ons troi, dan sepekan berada di rentang US$ 17,686-US$ 18,166 per ons troi.
Menurutnya, secara teknikal, hampir semua indikator juga masih memberi sinyal penguatan harga. Bolinger dan moving average sekarang ini berada 40% di atas bolinger tengah. Indiktor moving average convergence divergende (MACD) dan relatif strength index (RSI) 60% positif.
“Hanya stochastic yang berada 60% di area negatif, yang menunjukkan peluang koreksi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News