Reporter: Nuria Bonita,Dyah Megasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Power Telecom begitu percaya diri bisa sukses melantai di bursa. Meski masih merugi, perusahaan telekomunikasi yang biasa dikenal dengan PowerTel itu optimis, penawaran 2 miliar saham perdananya bakal banyak menarik minat para investor.
Menurut Direktur BNI Securities Jimmy Nyo, selaku penjamin pelaksana emisi IPO Power Tel, saat ini sudah ada tiga investor institusi asing yang berminat membeli 50% penawaran saham PowerTel. Ketiga investor asing itu merupakan perusahaan investasi yang berbasis di Singapura. Tidak hanya itu, lanjut Jimmy, sejumlah investor lokal juga sudah menyatakan minat membeli saham PowerTel.
Tingginya minat investor itu membuat PowerTel memasang kisaran harga penawaran antara Rp 250-Rp 350 per saham. Adapun price to earning ratio (PER) PowerTel adalah 9,36 kali hingga 13,10 kali. Sedangkan rata-rata price to earning ratio industri sejenis adalah 14-17 kali. "Namun sebetulnya tak ada industri yang benar-benar sejenis dengan PowerTel, paling yang mirip hanya Telkom dan Excelcomindo yang melayani jaringan serat optik juga," tuturnya, di Jakarta, tadi siang.
Dengan harga penawaran itu, PowerTel berharap mampu meraup dana Rp 500-Rp 700 miliar dari hajatan Initial Public Offering (IPO) ini. Rencananya, sekitar 59% dana akan digunakan untuk pembangunan jaringan telekomunikasi berbasis serat optik, 32% sebagai modal kerja dan 9% sisanya akan digunakan untuk pembelian kembali (buyback) obligasi konversi. Jimmy mengungkapkan, PowerTel berencana mempercepat pembayaran obligasi konversi yang seharusnya jatuh tempo pada akhir tahun 2009 itu. "Total nilai obligasinya Rp 43 miliar," ujarnya.
Kembali ke rencana IPO, PowerTel berencana tak akan melakukan roadshow ke luar negeri. Menurut Jimmy, penawaran awal hanya akan dilakukan di Jakarta yaitu hingga 26 Agustus mendatang. Selanjutnya, PowerTel berharap bisa segera melantai di bursa pada 18 September nanti.
Sekadar catatan, pada 23 Juli lalu PowerTel telah menerbitkan obligasi syariah (sukuk) mudharabah konversi senilai Rp 118,95 miliar. Sebagian besar obligasi itu dibeli oleh Islamic Corporation For The Development of The Private Sector. Islamic Corporation itu berhak mendapatkan 951,6 juta saham saat PowerTel setelah perusahaan ini mendapat restu dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Nantinya, pasca IPO, Islamic Corporation akan menggenggam 14,2% saham PowerTel. Adapun Power com Indonesia akan mengempit 36,93%, Power Network memiliki 19,03% dan sisanya sebesar 29,84% bakal dikuasai publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News