Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Adanya ekspektasi penguatan mata uang Negeri Paman Sam menggerus harga paladium.
Mengacu Bloomberg pada Senin (25/1) pukul 19.10 WIB, harga paladium kontrak pengiriman Maret 2016 di bursa New York Merchantile Exchange merosot 0,69% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 496,4 per ons troi. Sepekan, harga paladium menggemuk 2,23%.
Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim menjelaskan, penurunan harga paladium merupakan imbas dari ekspektasi penguatan dollar Amerika Serikat (AS) tahun ini.
Sejatinya, mata uang Negeri Paman Sam bakal melemah karena rencana kenaikan suku bunga acuan AS yang mulai melunak akibat goncangan di pasar keuangan global. Analis memprediksi, pertemuan The Fed pekan ini tidak akan membahas soal rencana kenaikan suku bunga.
“Namun, secara teknikal, indeks dollar AS diterawang bakal naik hingga level 100,3. Faktor teknikal mengalahkan aspek fundamental,” tuturnya. Pada Senin (25/1) pukul 15.40 WIB, indeks dollar AS tercatat di level 99,37.
Penguatan dollar AS menyeret harga paladium. Sebab, logam mulia ini diperdagangkan dalam mata uang yang kian mahal.
Katalis negatif juga bersumber dari perlambatan ekonomi China. Pekan lalu, Negeri Panda merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) per kuartal IV 2015 yang tercatat 6,8%, lebih rendah ketimbang ekspektasi dan pencapaian kuartal III 2015 sebesar 6,9%. Maklum, China merupakan produsen sekaligus pengguna komoditas terbesar di dunia.
Perlambatan ekonomi yang dialami Negeri Tembok Besar mengindikasikan penurunan permintaan komoditas, termasuk paladium.
Harapan kenaikan permintaan paladium juga belum terbantu dari negara lainnya. Dana Moneter Internasional (IMF) beberapa saat lalu merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 dari semula 3,6% ke level 3,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News