Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Senada, Andrey juga meyakini smelter Pomalaa dan Bahodopi akan menjadi katalis positif untuk kinerja INCO secara jangka panjang.
Lebih lanjut, ia juga memandang positif neraca keuangan yang solid yang tercermin dari posisi kas bersih INCO yang pada kuartal I-2021 sebesar US$ 422 juta, jauh lebih tinggi dibanding akhir 2020 yang sebesar US$ 389 juta. Serta point ESG yang cukup baik dimiliki oleh INCO dari inisiatif energi terbarukan melalui kontribusi 365MW pembangkit listrik tenaga air yang dimiliki.
Pada tahun ini, Andrey memproyeksikan INCO akan membukukan pendapatan US$ 886 juta dengan laba bersih US$ 141 juta. Sementara Juan memperkirakan pendapatan INCO mencapai US$ 885 juta dengan laba bersih sebesar US$ 128 juta.
Baik Andrey dan Juan sama-sama merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga masing-masing Rp 6.200 dan Rp 6.400 per saham. Adapun, saham INCO hari ini, Kamis (16/9) diperdagangkan melemah 2,02% ke Rp 4.860 per saham.
Selanjutnya: Bisnis bank syariah merekah, begini rekomendasi saham Bank Syariah Indonesia (BRIS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News