Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pasar kini tengah bersabar menanti rilis pengumuman resmi audit tambang nikel yang mendapatkan izin resmi dari pemerintah Filipina untuk tetap beroperasi. Diprediksi, hasil audit tersebut bisa diumumkan pada bulan depan.
Jika sesuai perkiraan, maka harga nikel akan kembali melambung akibat terkikisnya produksi akibat banyaknya perusahaan tambang yang dilarang beroperasi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (15/12) pukul 1.56 di Manila, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,2% di level US$ 11.445 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Disampaikan pada September 2016 lalu oleh Sekretaris Lingkungan Filipina, Gina Lopez bahwa 3/4 dari seluruh produsen nikel mengalami kegagalan pengecekan sesuai standar lingkungan. Sebanyak 20 tambang menghadapi sanksi suspensi dan 10 tambang sudah diberhentikan untuk sementara waktu. Kini pasar tinggal menanti angka pasti dari keseluruhan audit lingkungan yang dilakukan.
“Sebagian besar perusahaan tersebut memang terancam. Kita tidak menentang industri pertambangan hanya saja kita memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan,” kata Lopez. Selama proses yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu ini, Lopez memang terus melakukan kunjungan ke pertambangan dan pengujian secara langsung.
Pihak pemerintah pun sudah berbicara dengan pihak produsen yang gagal melewati tes yang diberikan. Sebagian bahkan sudah diberitahu harus menghadapi sanksi suspensi aktivitas pertambangan untuk beberapa waktu ke depan. “Masih banyak tambang yang akan saya datangi,” ujar Lopez.
Jika nantinya hasil audit menunjukkan sebagian besar produsen harus berhenti atau mengalami pemberhentian aktivitas produksi sementara, bisa dipastikan harga nikel bisa melambung lagi. Pasalnya hal ini bisa mengeringkan pasokan global di tengah permintaan logam industri yang melonjak akibat geliat ekonomi terutama sektor industri dan infrastruktur di AS dan China.
Hal ini yang lantas mengarahkan Morgan Stanley pada dugaan di 2017 harga nikel bisa naik 13% menjadi US$ 11.657 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News