kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Nikel Masih Solid, Intip Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 07 April 2022 / 12:59 WIB
Harga Nikel Masih Solid, Intip Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Nikel. REUTERS/Evgenia Novozhenina


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel terus naik dan stabil di atas level US$ 30.000 per ton. Ini terjadi setelah adanya tekanan jual sejak London Metal Exchange (LME) membuka kembali perdagangan nikel setelah penutupan sementara.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan meyakini kenaikan harga nikel didukung oleh konflik di Ukraina dan spekulasi bahwa sanksi terhadap Rusia akan mempengaruhi aktivitas Nornickel. Asal tahu, Nornickel adalah perusahaan pertambangan dan peleburan nikel dan paladium Rusia terbesar di dunia.

Pelaku pasar global menunggu untuk melihat sanksi apa yang akan ditambahkan, yang bakal diumumkan pada pekan ini. Perhatian utama pasar adalah potensi sanksi terhadap Nornickel, yang berpotensi menghilangkan 130.000 ton sampai 140.000 ton logam olahan atau 4,4% dari pasokan global. 

Proyeksi kehilangan pasokan ini akan bertambah menjadi hampir 200.000 ton jika kilang Harjavalta milik Nornickel di Finlandia juga menjadi target pengenaan sanksi.  Potensi kehilangan ini mencapai 6,3% dari pasokan global.

Meskipun tidak begitu signifikan secara global, sentimen bahwa pasar bisa kehilangan sebagian pasokannya dinilai sudah cukup untuk mendorong harga nikel ke level lebih tinggi.

Baca Juga: Kontribusi Vale Indonesia (INCO) ke Penerimaan Negara Capai Rp 2 Triliun Pada 2021

Hasan menilai, pasokan nikel di pasar Eropa akan memburuk. Jika akses ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) ditutup, Nornickel kemungkinan masih dapat meningkatkan penjualannya ke China, dalam hal ini pasokan global kemungkinan tidak terpengaruh secara luas. Hanya saja, konsumen di Eropa masih akan berkutat untuk mengganti kehilangan pasokan nikel tersebut dan harus mencari di tempat lain.

Dus, hal ini diyakini bakal terus melonjakkan harga nikel. Hasan memperkirakan harga rata-rata nikel pada tahun ini akan lebih tinggi dari asumsi yang dipasang sebelumnya, yakni di level US$ 21.000 ton. “Kami menaikkan asumsi harga nikel untuk 2022 menjadi US$ 24.000 per ton. Harga nikel yang tinggi saat ini menjadi perhatian konsumen dan pada akhirnya akan berdampak pada sisi permintaan,” tulis Hasan dalam riset, Rabu (6/4).

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating overweight terhadap sektor nikel. Sebab, sektor ini memiliki prospek jangka pendek yang cerah. BRI Danareksa Sekuritas menjadikan PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebagai pilihan utama atau top picks di sektor ini.

HRUM dinilai atraktif seiring pabrik peleburan nickel pig iron (NPI)-nya akan mulai berkontribusi terhadap laba bersihb lebih awal dari target dan laba bersih HRUM berpotensi meningkat tiga kali lipat pada 2022. Sementara INCO dinilai paling sensitif terhadap pergerakan harga nikel, sehingga INCO akan menjadi penerima manfaat utama dari lonjakan harga nikel.

Untuk HRUM, Hasan merekomendasikan beli dengan target harga Rp 15.000 dan merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 8.500. Hasan juga merekomendasikan beli saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 3.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×