Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga nikel pada perdagangan Kamis (19/5) berpeluang kembali tertekan, memperkuat tekanan harga yang sudah turun 1,9% selama pekan ini.
Mengacu Bloomberg pada Rabu (18/5) pukul 13.21 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,9% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 8.715,84 per metrik ton.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures menduga, harga nikel berpotensi melanjutkan besok.
Salah satunya, Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve bakal merilis hasil pertemuan pada April 2016 lalu yakni FOMC Minutes, dini hari nanti.
"Jika nanti ada pernyataan tentang arah suku bunga, bisa jadi dollar Amerika Serikat akan menguat dan komoditas tertekan, termasuk nikel," terka Andri. Pamor komoditas akan turun lantaran diperdagangkan dengan dollar yang lebih mahal.
The Fed memang berencana mengerek suku bunga acuan yang saat ini 0,25% - 0,5% sebanyak dua kali sepanjang tahun 2016. Salah satu data yang bakal ditinjau dalam merealisasikan pengetatan kebijakan moneter tersebut adalah data inflasi.
Sementara, data inflasi AS per April 2016 tumbuh 1,1% (yoy), lebih baik dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang naik 0,9% (yoy). Hal ini mengerek peluang rencana kenaikan suku bunga Negeri Paman Sam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News