Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak saham blue chip yang turun harga hingga Desember 2021. Penurunan harga saham blue chip menjadi kesempatan baik diborong saat window dressing. Sejumlah saham blue chip sering memberikan keuntungan besar saat window dressing.
Window dressing adalah strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi. Window dressing biasanya terjadi menjelang tutup buku atau akhir tahun.
Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta beroperasi selama bertahun lamanya. Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip berada pada daftar indeks LQ45.
Beberapa saham penghuni indeks LQ45 masih menunjukkan performa yang kurang menggembirakan sepanjang kuartal keempat 2021 berjalan. Setidaknya, ada 16 saham yang turun harga.
Baca Juga: Banyak saham blue chip masih turun harga, ini yang layak dibeli
Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi saham dengan pelemahan terdalam yaitu 46,43% dalam tiga bulan terakhir. Selanjutnya, disusul saham PT Japfa Tbk (JPFA) yang terkoreksi hingga 18,97% dalam periode yang sama, kemudian ada saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan penurunan 16,30% dalam tiga bulan terakhir.
Adapun saham lain yang masih mencatatkan penurunan kinerja ada PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Baca Juga: IHSG diramal bergerak terbatas jelang pengumuman RDG BI
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, ada beberapa sentimen negatif yang membuat saham-saham Lq45 tersebut terkoreksi. Sebagai contoh outlook saham BUKA menjadi turun lantaran kinerjanya hingga saat ini belum positif. Padahal, jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu kinerja BUKA sudah jauh lebih baik.
“Sehingga beberapa sekuritas melakukan downgrade untuk saham BUKA atau menurunkan target saham BUKA ini,” kata Sukarno, Rabu (15/12).