Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga komoditas minyak turun pada perdagangan Kamis (8/3) waktu Amerika Serikat. Minyak melemah di tengah penguatan dollar dan kenaikan pasokan di AS. Namun, di pasar elektronik Asia, harga minyak mencoba naik.
Mengutip Bloomberg, Kamis, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman April 2018 di Nymex ditutup turun 1,68% menjadi US$ 60,12 sebarel. Meski demikian, di pasar Asia, Jumat (9/3) pukul 07.16 WIB, harga minyak WTI bergerak menguat ke level US$ 60,29 sebarel.
Kamis malam, harga minyak turun ke level terendah tiga pekan. Pelemahan ini membawa minyak WTI pada penurunan mingguan kedua. Pasar minyak melemah di tengah penguatan dollar AS dan sinyal kenaikan pasokan minyak di AS.
Indeks dollar spot naik 0,6% pada Kamis. Penguatan dollar AS mengurangi minat beli pasar, sebab komoditas yang diperdagangkan dalam dominasi dollar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Penguatan dollar menjadi angin sakal bagi harga minyak," kata Tariq Zahir, seperti dilansir Bloomberg, Jumat.
Sementara, pasokan minyak di negeri Paman Sam meningkat. Energy Information Administration (EIA), Rabu, melaporkan produksi minyak mentah AS mencapai rekor hampir 10,4 juta barel per hari (bph) per 2 Maret lalu. Produksi minyak mentah AS diperkirakan akan melonjak melampaui 11 juta bph pada akhir 2018. Ini akan membatasi efektivitas pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lainnya.
Tak hanya produksi, EIA menyatakan stok minyak di AS per pekan lalu meningkat hingga mencapai level tertingggi sejak Desember 2017.
"Minyak mentah telah mencapai puncaknya dan mengarah ke bawah. Saya melihatnya kembali menguji titik terendah awal Februari di US$ 57 untuk WTI dan US$ 62 untuk Brent. Dan saya sama sekali tidak yakin bahwa level tersebut akan bertahan, kata Walter Zimmerman, Kepala analis teknikal di United-ICAP, seperti dilansir Reuters, Jumat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News