kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Harga minyak WTI melesat 10% sepekan, bisa terjadi kekurangan pasokan di kuartal IV


Sabtu, 19 September 2020 / 06:23 WIB
Harga minyak WTI melesat 10% sepekan, bisa terjadi kekurangan pasokan di kuartal IV
ILUSTRASI. Dalam sepekan, harga minyak WTI melesat 10,12% ke US$ 41,11 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melesat pekan ini akibat sejumlah sentimen positif. Kenaikan harga minyak pekan ini terjadi akibat adanya badai Sally yang melanda Teluk Meksiko diikuti oleh penegasan kesepakatan OPEC+ dan potensi peningkatan kepatuhan para produsen minyak ini.

Jumat (18/9), harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 41,11 per barel, menguat 0,34% dalam sehari. Harga minyak menguat dalam empat hari perdagangan berturut-turut sejak Selasa.

Dalam sepekan, harga minyak WTI melesat 10,12% dari posisi US$ 37,33 per barel. Pada periode yang sama, harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures naik 8,33% ke US$ 43,15 per barel. Harga minyak brent turun pada perdagangan terakhir pekan ini setelah menguat dalam tiga hari perdagangan sebelumnya. 

Pada Kamis (17/9), panel menteri minyak OPEC+ menegaskan kepatuhan yang lebih baik pada kesepakatan pemangkasan untuk menghadapi penurunan permintaan minyak. Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa OPEC+ bisa menggelar rapat luar biasa pada bulan depan jika pasar minyak tertekan akibat pelemahan permintaan dan kenaikan kasus virus corona.

Baca Juga: Wall Street turun dalam tiga pekan berturut-turut

"Aliansi ini menunjukkan kekuatan dan menegaskan pada pasar bahwa aksi untuk mendisiplinkan negara-negara yang belum memenuhi kepatuhan akan diambil," kata Bjornar Tonhaugen, head of oil markets Rystad Energy.

Goldman Sachs memperkirakan ada defisit 3 juta barel minyak per hari pada kuartal keempat. Goldman juga menegaskan target harga minyak brent US$ 49 per barel pada akhir tahun dan US$ 65 per barel pada kuartal ketiga 2021.

UBS pun menegaskan potensi kekurangan pasokan. UBS memperkirakan harga minyak brent akan mencapai US$ 45 per barel di kuartal keempat dan US$ 55 per barel pada pertengahan 2021.

Selanjutnya: Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×