kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Harga minyak WTI melesat 10% sepekan, bisa terjadi kekurangan pasokan di kuartal IV


Sabtu, 19 September 2020 / 06:23 WIB
Harga minyak WTI melesat 10% sepekan, bisa terjadi kekurangan pasokan di kuartal IV
ILUSTRASI. Dalam sepekan, harga minyak WTI melesat 10,12% ke US$ 41,11 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melesat pekan ini akibat sejumlah sentimen positif. Kenaikan harga minyak pekan ini terjadi akibat adanya badai Sally yang melanda Teluk Meksiko diikuti oleh penegasan kesepakatan OPEC+ dan potensi peningkatan kepatuhan para produsen minyak ini.

Jumat (18/9), harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 41,11 per barel, menguat 0,34% dalam sehari. Harga minyak menguat dalam empat hari perdagangan berturut-turut sejak Selasa.

Dalam sepekan, harga minyak WTI melesat 10,12% dari posisi US$ 37,33 per barel. Pada periode yang sama, harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures naik 8,33% ke US$ 43,15 per barel. Harga minyak brent turun pada perdagangan terakhir pekan ini setelah menguat dalam tiga hari perdagangan sebelumnya. 

Pada Kamis (17/9), panel menteri minyak OPEC+ menegaskan kepatuhan yang lebih baik pada kesepakatan pemangkasan untuk menghadapi penurunan permintaan minyak. Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa OPEC+ bisa menggelar rapat luar biasa pada bulan depan jika pasar minyak tertekan akibat pelemahan permintaan dan kenaikan kasus virus corona.

Baca Juga: Wall Street turun dalam tiga pekan berturut-turut

"Aliansi ini menunjukkan kekuatan dan menegaskan pada pasar bahwa aksi untuk mendisiplinkan negara-negara yang belum memenuhi kepatuhan akan diambil," kata Bjornar Tonhaugen, head of oil markets Rystad Energy.

Goldman Sachs memperkirakan ada defisit 3 juta barel minyak per hari pada kuartal keempat. Goldman juga menegaskan target harga minyak brent US$ 49 per barel pada akhir tahun dan US$ 65 per barel pada kuartal ketiga 2021.

UBS pun menegaskan potensi kekurangan pasokan. UBS memperkirakan harga minyak brent akan mencapai US$ 45 per barel di kuartal keempat dan US$ 55 per barel pada pertengahan 2021.

Selanjutnya: Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×