kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,54   -19,95   -2.16%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI ke bawah US$ 40 per barel, terseret pelemahan permintaan bahan bakar


Senin, 03 Agustus 2020 / 10:39 WIB
Harga minyak WTI ke bawah US$ 40 per barel, terseret pelemahan permintaan bahan bakar
ILUSTRASI. Harga minyak WTI kembali melemah dan berada di bawah US$ 40 per barel lagi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga acuan minyak mentah terus melemah pada perdagangan hari ini. Tekanan bagi emas hitam ini datang karena kekhawatiran kelebihan pasokan setelah OPEC+ memangkas pengurangan produksi pada bulan Agustus, dan di saat yang sama lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia menimbulkan kekhawatiran melambatnya kenaikan permintaan bahan bakar.

Mengutip Reuters, Senin (3/8) pukul 10.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures turun 26 sen, atau 0,6% menjadi US$ 43,26 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 di Nymex turun 29 sen atau 0,7% ke US$ 39,98 per barel.

Baca Juga: Harga emas rekor lagi, kasus virus corona dan pelemahan dolar AS jadi penopang

Walau melemah di hari ini, harga minyak Brent sudah membukukan kenaikan bulan keempat pada Juli. Sedangkan harga minyak WTI membukukan sepertiga keuntungan karena keduanya naik dari posisi terendah yang terjadi bulan April, ketika sebagian besar dunia melakukan lockdown karena pandemi virus corona. 

"Investor khawatir tentang banjir pasokan karena OPEC+ akan mulai mengurangi pengurangan produksi bulan ini dan pemulihan harga minyak dari rekor terendah diperkirakan akan mendorong produsen serpih AS untuk meningkatkan produksi," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

Kikukawa pun menilai, kekhawatiran atas kebangkitan kembali kasus virus corona dapat membebani pasar minyak. Dia pun memprediksi bahwa harga acuan minyak mentah ini akan tetap di US$ 40 per barel di pekan ini.

Seperti diketahui, produksi minyak OPEC naik lebih dari 1 juta barel per hari pada bulan Juli karena Arab Saudi dan anggota Teluk lainnya mengakhiri pembatasan pasokan sukarela di atas kesepakatan yang dipimpin OPEC, dan anggota lain membuat kemajuan terbatas pada kepatuhan pemangkasan produksi.

Selain itu, OPEC+ akan meningkatkan produksi pada bulan Agustus, menambahkan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasokan global.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters menunjukkan, harga minyak ditetapkan untuk merangkak lambat ke atas di tahun ini karena pelonggaran secara bertahap terhadap pembatasan akibat dampak virus corona mendukung permintaan, meskipun gelombang Covid-19 kedua dapat memperlambat laju pemulihan.

Hal ini terbukti setelah negara bagian Victoria di Australia mendeklarasikan keadaan bencana dan pihak berwenang di Filipina mengatakan akan memberlakukan pembatasan baru di Manila pada minggu ini. Hal tersebut mencerminkan kekhawatiran di seluruh dunia tentang mengendalikan pandemi.

Baca Juga: Melemah tipis, harga emas spot berada di US$ 1.974,76 per ons troi

Stephen Innes, Chief Global Market Strategist AxiCorp, menambahkan, tekanan bagi harga minyak bertambah karena puncak mengemudi di AS akan segera berakhir dalam beberapa pekan lagi. 

"Kecuali ada penurunan signifikan dalam kurva jumlah kasus Covid-19 yang memadai untuk mengurangi ketakutan konsumen terhadap virus corona dan menggeser mobilitas masyarakat lebih tinggi, maka permintaan mungkin tidak akan jauh lebih baik dari sekarang," pungkas Innes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×