Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak di pasar Amerika Serikat (AS) tergelincir ke level terendah hampir dua bulan pada perdagangan Senin. Harga jatuh ke bawah US$ 65 per barel, karena spekulasi OPEC dan sekutunya akan mengerek kuota produksi, semakin kuat.
Mengutip Bloomberg, harga minyak WTI untuk pengiriman Juli di Nymex ditutup anjlok 1,61% menjadi US$ 64,75 per barel pada Senin (4/6). Namun, di pasar Asia, harganya bergerak naik ke level US$ 65,02 sebarel pada Selasa (5/6) pukul 07.21 WIB.
Anggota OPEC pada pertemuan di Kuwait Sabtu lalu, mendiskusikan kebutuhan untuk mempertahankan kondisi pasar yang sehat.
Kuwait News Agency melaporkan, menteri energi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Aljazair dan Oman, menekankan perlunya kondisi pasar yang sehat, sehingga bisa merangsang investasi yang memadai di sektor energi. Hal ini untuk memastikan pasokan minyak stabil dan tersedia tepat waktu guna memenuhi pertumbuhan permintaan dan mengimbangi penurunan produksi di sejumlah negara.
Pada saat yang sama, produksi minyak AS menuju angka 11 juta barel per hari.
"Komentar yang muncul pada pertemuan Sabtu lalu, memberi lebih banyak bukti bahwa OPEC menambah persediaan di beberapa titik dalam waktu dekat," kata Michael Loewen, ahli strategi komoditas di Scotiabank seperti dilansir Bloomberg, Selasa.
"Pada saat yang sama, harga minyak AS akan berada dalam tekanan, jika tidak benar-benar bisa menjualnya ke pasar," imbuh Loewen.
Harga minyak sudah jatuh lebih dari 3% pada bulan ini, setelah Rusia dan Saudi mengisyaratkan rencana peningkatan produksi. Mereka khawatir pasokan akan berkurang menyusul keputusan Presiden AS untuk memperbarui sanksi terhadap Iran dan produksi minyak Venezuela berkurang di tengah krisis ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News