kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI ditutup melemah usai stok minyak AS yang naik di pekan lalu


Jumat, 22 Januari 2021 / 06:53 WIB
Harga minyak WTI ditutup melemah usai stok minyak AS yang naik di pekan lalu
ILUSTRASI. Harga minyak tergelincir


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup stabil pada perdagangan Kamis setelah data industri menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang menghidupkan kembali kekhawatiran permintaan bahan bakar terkait pandemi, Covid-19. Sementara itu, harapan stimulus AS yang lebih mendukung harga.

Kamis (21/1), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 naik 2 sen ke level US$ 56,10 per barel. 

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2021 melemah 18 sen ke level US$ 53,13 per barel.

Kedua harga minyak acuan ini naik selama dua hari terakhir karena ekspektasi pengeluaran bantuan Covid-19 besar-besaran di bawah Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Harga minyak WTI turun ke US$ 53,07 per barel, tertekan stok AS pada Kamis (21/1)

Namun data American Petroleum Institute (API) memperlihatkan persediaan minyak mentah AS naik 2,6 juta barel di pekan lalu. Hal ini berbanding terbalik dari perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters dengan penurunan 1,2 juta barel.

Data inventaris yang dikeluarkan pemerintah AS telah ditunda dua hari hingga Jumat (22/1) karena hari libur Martin Luther King dan Hari Pelantikan. 

"Kami sedang dalam jeda sampai kami mendapatkan laporan persediaan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. 

"Pasar sedang menunggu untuk melihat apa yang akan kita lihat dalam persediaan besok dan stimulus di masa mendatang."

Di tempat lain, kepatuhan dengan kesepakatan untuk memangkas produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya turun pada Desember dari November. Dua sumber Reuters mengatakan, tingkat kepatuhan mencapai 99% di bulan lalu. 

Sementara itu, meningkatnya kasus virus corona di China, importir minyak mentah terbesar dunia, turut membebani harga.

Beijing berencana untuk memberlakukan persyaratan pengujian virus yang ketat selama musim liburan Tahun Baru Imlek, ketika puluhan juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan, untuk memerangi gelombang infeksi baru yang terburuk sejak Maret 2020.

Baca Juga: Harga emas spot tergelincir ke US$ 1.870 per ons troi usai aksi profit taking

Pusat komersial Shanghai melaporkan kasus pertama yang ditularkan secara lokal dalam dua bulan pada hari Kamis.

Dalam jangka panjang, pemerintahan Biden bisa menjadi penyeret harga minyak. Di antara tindakan pertamanya sebagai presiden, dengan mengumumkan kembalinya Negeri Paman Sam ke perjanjian iklim Paris untuk memerangi perubahan iklim dan mencabut izin untuk proyek pipa minyak Keystone XL dari Kanada.

Pemerintah juga berkomitmen untuk mengakhiri sewa minyak dan gas baru di tanah federal.

Pasar juga akan mengikuti upaya AS yang diharapkan untuk memperkuat masalah nuklir dengan produsen minyak Iran melalui diplomasi. Ini akan mengangkat masalah ini dalam pembicaraan awal dengan mitra dan sekutu asing, kata Gedung Putih.

Selanjutnya: Ramaikan bisnis neobank, BRI ingin jadikan BRI Agro sebagai bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×