Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi tipis setelah kemarin gagal menembus lagi level US$ 60 per barel. Rabu (27/3) pukul 7.29 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 59,84 per barel, turun tipis 0,17% dari US$ 59,94 per barel pada hari sebelumnya.
Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 di ICE Futures pun hari ini terkoreksi tipis. Harga minyak acuan internasional ini berada di US$ 67,90 per barel, turun dari harga penutupan kemarin pada US$ 67,97 per barel.
Empat trader minyak terbesar dunia memperkirakan, harga minyak brent tahun ini akan bergerak di sekitar US$ 60 barel dengan kenaikan tipis di semester kedua akibat pengetatan pasar.
Alex Beard, head of oil Glencore memperkirakan, harga minyak brent akan bertahan di sekitar pertengahan US$ 60. Sedangkan Tobjorn Tornqvist, chief executive Gunvor memprekirakan, harga minyak acuan ini akan berada di US$ 60 per barel hingga US$ 70 bawah.
"Saya pikir Saudi lebih suka harga di level sekarang ini, tidak lebih rendah," kata Tornqvist kepada Reuters.
Tornqvist menambahkan, fundamental minyak akan sedikit mengetat dalam beberapa bulan mendatang karena kapasitas penyulingan mulai naik. Produksi shale oil Amerika Serikatas (AS) bisa naik, tapi masih terhambat bottlenecked.
Russell Hardy, chief executive Vitol memperkirakan, harga minyak akan berada di US$ 60-US$ 80 per barel pada tahun ini. Hardy menatakan, OPEC akan membatasi harga karena tidak ingin harga komoditas energi ini lebih tinggi daripada US$ 80 per barel. Harga minyak yang terlalu tinggi akan merusak permintaan.
Sedangkan Trafigura memperkirakan, harga minyak saat ini di sekitar US$ 66-US$ 67 per barel tampak masuk akal dengan kemungkinan kenaikan di semester kedua. Tapi, outlook makroekonomi yang melemah, akan membatasi kenaikan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News