kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak turun setelah kemarin melonjak lebih dari 1%


Rabu, 18 Desember 2019 / 07:45 WIB
Harga minyak turun setelah kemarin melonjak lebih dari 1%
ILUSTRASI. The Philadelphia Energy Solutions oil refinery is seen at sunset in Philadelphia March 26, 2014. Rabu (18/12) pukul 7.19 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Januari 2020 turun 0,59% ke US$ 60,58 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak pagi ini turun setelah kemarin melaju kencang. Rabu (18/12) pukul 7.19 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 60,58 per barel, turun 0,59% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Selasa (17/12) kemarin, harga minyak WTI melesat 1,21% ke US$ 60,94 per barel. Ini adalah harga tertinggi minyak WTI sejak setelah serangan fasilitas minyak Saudi Aramco pertengahan September lalu.

Harga minyak brent bahkan mencapai level tertinggi yang lebih jauh. Kemarin, harga minyak brent untuk kontrak Februari 2020 di ICE Futures berada di US$ 66,10 per barel, naik 1,16% dari hari sebelumnya.

Harga minyak acuan internasional ini mencapai level tertinggi sejak 23 Mei 2019. Kenaikan harga minyak ini masih dipicu sambutan pasar atas kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah perselisihan selama 17 bulan.

Baca Juga: Tertekan dalam dua tahun terakhir, IHSG berpotensi moncer pada 2020

Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan bahwa kesepakatan fase satu tidak berarti tensi akan hilang sama sekali dalam waktu dekat. "Fase satu lebih baik daripada tidak ada fase satu. Bukan berarti sudah tidak ada ketidakpastian perdagangan," kata Kaplan seperti dikutip Reuters.

Dia memperkirakan, proses penyelesaian masalah dagang dengan China akan berlangsung bertahun-tahun.

Di sisi lain, pasar minyak memandang positif tambahan pemangkasan produksi oleh OPEC+. Negara-negara pengekspor minyak ini akan menambah pemangkasan sebesar 500.000 barel per hari mulai Januari. 

Sehingga total pemangkasan produksi di kuartal pertama tahun depan akan mencapai 1,7 juta barel per hari. "Kombinasi kenaikan minat risiko dan pemangkasan produksi OPEC+ yang lebih tinggi daripada prediksi akan menjaga permintaan sehingga membatasi penurunan harga," kata Jim Ritterbusch presiden Ritterbusch and Associates kepada Reuters.

Baca Juga: Wall Street rekor lagi disulut data ekonomi AS yang membaik

Dari AS, American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 4,7 juta barel pada pekan yang berakhir 13 Desember. Analis dalam polling Reuters memperkirakan penurunan persediaan minyak 1,3 juta barel. 

Data yang meleset inilah yang menyebabkan harga minyak koreksi pada pagi ini. Data resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×