Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak merambat turun setelah lonjakan di awal pekan. Rabu (18/9) pukul 7.11 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange turun 0,72% ke US$ 58.91 per barel.
Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini kemarin melorot 5,66% setelah melonjak hampir 15% di hari Senin. Meski mulai turun, harga minyak ini masih lebih tinggi daripada harga rata-rata US$ 55,61 per barel sejak Agustus lalu.
Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman November 2019 di ICE Futures pagi ini turun 0,48% ke US$ 64,24 per barel. Harga minyak acuan internasional ini turun 6,48% pada perdagangan kemarin.
Baca Juga: Arab Saudi akan memulihkan produksi minyak akhir September, IPO Aramco berlanjut
Harga minyak menurun setelah kemarin Arab Saudi mengatakan bahwa produksi minyak akan pulih pada akhir September ini. Menteri Energi Saudi mengatakan bahwa rata-rata produksi minyak bulan September-Oktober akan berada di 9,89 juta barel per hari.
"Kabar terakhir ini artinya kami tidak akan terburu-buru merevisi prediksi harga minyak yang berada di US$ 60 per barel pada akhir tahun 2019," kata Caroline Bain, chief commodities economist Capital Economics dalam catatan yang dikutip Reuters.
Bain menambahkan bahwa masih ada pertanyaan penting yang harus dijawab terkait serangan ke fasilitas minyak Saudi pada akhir pekan lalu. "Kami masih perlu mempertimbangkan premi risiko lebih tinggi yang permanen pada prediksi harga minyak," kata dia.
Gangguan pasokan akibat serangan di fasilitas Abqaiq dan Khurais milik Saudi Aramco ini menyebabkan gangguan pasokan terbesar dari satu sumber dalam sekitar 50 tahun terakhir.
Baca Juga: Wall Street menanjak setelah Saudi menyatakan produksi minyak pulih akhir September
Sementara dari Amerika Serikat, American Petroleum Institute melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah sebesar 592 barel pada akhir pekan 13 September lalu. Stok minyak mentah komersial menurut data API mencapai 422,5 juta barel.
Kenaikan stok minyak ini di luar prediksi analis. Sebelumnya, para analis memperkirakan akan terjadi penurunan stok minyak sebesar 2,5 juta barel. Data resmi Energy Information Administration akan dirilis hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News