kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak terus memanas, prospek pasokan yang lebih ketat usai OPEC+ gagal sepakat


Selasa, 06 Juli 2021 / 12:00 WIB
Harga minyak terus memanas, prospek pasokan yang lebih ketat usai OPEC+ gagal sepakat
ILUSTRASI. Harga minyak cetak rekor tertinggi sejak 2018


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah memperpanjang penguatan pada perdagangan hari ini, dengan Brent dan WTI mencapai level tertinggi sejak 2018. Keperkasaan minyak datang di tengah ekspektasi bahwa pasokan akan semakin ketat setelah pembicaraan OPEC+ dibatalkan tepat saat permintaan bahan bakar global pulih.

Selasa (6/7) pukul 11.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 naik 0,4% menjadi US$ 77,48 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent melesat 1,3%. Posisi kali ini juga jadi level tertinggi Brent sejak 29 Oktober 2018 yang kala itu ada di US$ 77,61 per barel.

Harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 berada di US$ 76,69 per barel, naik 2,0%, dari penutupan Jumat (2/7). WTI mencapai level tertinggi sejak 3 Oktober 2018 di US$ 76,77 per barel, hanya sedikit di bawah puncak harga US$ 76,90 per barel yang dicetak pada Oktober 2018.

Menteri dari anggota OPEC+ akhirnya membatalkan pembicaraan produksi minyak dan tidak menetapkan tanggal baru untuk melanjutkan pembicaraan. Ini terjadi usai bentrok pekan lalu karena Uni Emirat Arab menolak usulan delapan bulan perpanjangan untuk pembatasan produksi di 2022. Ini berarti tidak ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi disepakati.

"Ekspektasi OPEC+ tidak menambah pasokan ekstra ke pasar mulai Agustus memberikan dukungan pada hari Senin, tetapi investor tidak tertarik untuk bergerak ke kedua arah dari sini karena ketidakpastian atas tindakan aktual oleh anggota OPEC+ mulai bulan depan," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di broker komoditas Fujitomi Co.

Baca Juga: Harga minyak ditutup menguat di atas 1% usai OPEC+ gagal capai kesepakatan

Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul Jabbar mengatakan, negaranya berkomitmen untuk kesepakatan saat ini dengan OPEC dan sekutunya, dan tidak ingin melihat harga minyak melonjak di atas level saat ini untuk mencapai stabilitas.

Dia juga berharap dalam 10 hari bisa ada penetapan tanggal pertemuan berikutnya.

OPEC+ menyetujui rekor pengurangan produksi pada tahun 2020 untuk mengatasi jatuhnya harga yang disebabkan oleh Covid-19.

Para produsen secara bertahap melonggarkan pembatasan produksi, tetapi rencana pada hari Jumat (2/7), untuk meningkatkan produksi sekitar 2 juta barel per hari (bph) dari Agustus hingga Desember 2021 dan untuk memperpanjang pakta pada serangkaian perubahan produksi bertahap hingga akhir 2022, dihadang UEA.

"Poin penting berfokus pada tingkat produksi UEA dalam keadaan yang lebih normal. Ini adalah masalah yang kami harapkan akan diselesaikan OPEC sebelum penghentian perjanjian saat ini pada April 2022," ujar Alan Gelder, wakil presiden di Wood Mackenzie, dalam sebuah laporan.

"Diskusi ini, bagaimanapun, kemungkinan akan terbukti sulit dan berlarut-larut."

Selanjutnya: UEA tetap ngotot, OPEC+ batalkan pertemuan kebijakan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×