Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sentimen penggerak harga minyak akan terus tarik menarik. Pembatasan produksi minyak OPEC mendukung tren penguatan harga. Namun kenaikan produksi AS menjadi beban bagi laju minyak.
Mengutip Bloomberg, Senin (10/4) pukul 19.26 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 1,26% ke level US$ 52,9 per barel dibanding sehari sebelumnya.
Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, sentimen positif yang mengangkat harga minyak saat ini adalah rencana OPEC untuk memperpanjang pembatasan produksi hingga semester kedua 2017. Dalam jangka pendek, minyak juga mendapat dukungan dari serangan misil Amerika Serikat (AS) ke wilayah Suriah.
Baker Hughes Inc pekan lalu merilis rig pengeboran AS bertambah dalam 12 minggu beruntun menjadi 672 rig atau level tertinggi sejak Agustus 2015. Di saat yang sama, biro konsultan Wood Mackenzie memperkirakan ekspor minyak mentah AS tahun ini akan mencapai 1 juta barel per hari atau lebih tinggi dari sebelumnya 798.000 barel per hari.
"Bila produksi AS diimbangi dengan pertumbuhan ekspor, saya perkirakan harga masih akan bertahan di atas US$ 50 per barel," papar Deddy.
Deddy memperkirakan sentimen penggerak harga minyak akan cenderung tarik - menarik antara pembatasan produksi OPEC dengan kenaikan produksi AS. Namun, AS juga memiliki kepentingan untuk menjaga harga minyak stabil mengingat harga ekonomis bagi produksi minyak AS di kisaran US$ 40 per barel.
Untuk itu, Deddy memprediksi harga minyak akan terus bergerak di kisaran US$ 50 - US$ 55 per barel hingga akhir tahun.
Dalam sepekan ini, harga minyak akan menanti sejumlah data produksi. Menurut Deddy, rilis cadangan minyak mingguan AS dari Energy Information Administration (EIA) akan menjadi salah satu penggerak harga pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News