Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali terkoreksi tipis pada perdagangan Jumat (4/6) pagi. Pukul 07.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2021 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 68,74 per barel, turun 0,10% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 68,81 per barel.
Meski begitu, harga minyak masih relatif stabil di level US$ 68 per barel setelah stok minyak mentah mingguan AS turun tajam, sementara persediaan bahan bakar naik lebih dari yang diharapkan.
Persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pada pekan lalu, sementara stok bensin naik 1,5 juta barel dan stok sulingan melonjak 3,7 juta barel.
"Mereka membakar banyak minyak mentah dan kami telah membangun bensin dan sulingan, Ujar Bob Yawger, direktur energi berjangka Mizuho di New York seperti dikutip Reuters.
"Anda tidak ingin membakar minyak mentah sebanyak itu dan kemudian pelanggan tidak menginginkannya."
Baca Juga: Kenaikan harga minyak berarti kenaikan volume penjualan AKR Corporindo (AKRA)
Permintaan bensin melonjak bulan lalu karena aksi panic buying setelah penutupan Colonial Pipeline, lini produk olahan terbesar AS, yang berarti para pengemudi cenderung tidak perlu mengisi tangki bensin mereka selama akhir pekan Memorial Day, awal musim mengemudi puncak musim panas.
"Permintaan bensin turun dari minggu ke minggu yang mungkin mengecewakan beberapa orang, tapi masih solid," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi dari para peramal, termasuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun 2021.
Pada Selasa lalu, OPEC+ sepakat untuk melanjutkan rencana untuk mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli, memberikan dorongan harga minyak, untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi.
Selanjutnya: Kenaikan harga minyak dunia berpeluang memoles prospek Medco Energi (MEDC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News