kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak terkoreksi tipis karena ketidakpastian penyelesaian perang dagang


Jumat, 22 November 2019 / 07:56 WIB
Harga minyak terkoreksi tipis karena ketidakpastian penyelesaian perang dagang
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi tipis di tengah tren kenaikan dalam pekan ini. Jumat (22/11) pukul 07.40 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2020 ada di US$ 58,30 per barel, turun 0,47% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 58,58 per barel.

Koreksi harga minyak terjadi karena sinyal penyelesaian perang dagang Amerika Serikat dan China yang masih tarik ulur dikhawatirkan akan mengganggu permintaan energi global.

Baca Juga: Harga minyak kembali naik ditopang optimisme kesepakatan dagang AS-China

Wakil Perdana Menteri China Liu He optimistis akan mencapai kesepakatan perdagangan fase satu dengan Amerika Serikat dan mengundang negosiator utama AS untuk membahas perselisihan perdagangan. Dalam pidatonya, Liu juga mengungkapkan reformasi ekonomi domestik menyentuh beberapa tuntutan utama Trump.

Meski begitu, kemarin harga minyak naik tinggi pasca adanya spekulasi OPEC akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga pertengahan tahun 2020 dalam pertemuan negara-negara OPEC yang digelar Desember nanti.

"Sejauh ini kami memiliki dua skenario utama: Bertemu pada Desember dan memperpanjang pemangkasan produksi minyak saat ini hingga Juni, atau menunda keputusan sampai awal tahun depan, bertemu sebelum Maret untuk melihat bagaimana reaksi pasar tentang perpanjangan pemangkasan produksi hingga pertengahan tahun," kata sumber OPEC seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Di bawah harapan awal, valuasi IPO Saudi Aramco sekitar US$ 1,7 triliun

"Sangat mungkin kami akan memperpanjang perjanjian pada Desember untuk mengirim pesan positif ke pasar. Saudi tidak ingin harga minyak turun."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×