CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak terkerek sentimen positif pemilu AS


Selasa, 08 November 2016 / 20:16 WIB
Harga minyak terkerek sentimen positif pemilu AS


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang berlangsung hari ini (8/11) membawa dampak positif bagi harga minyak. Tak lama berselang, setelah FBI memastikan persoalan email pribadi Hillary Clinton tidak berujung pada tuntutan hukum, harganya langsung menguat hingga US$ 44,89 per barell pada Senin (7/11).

Padahal sepekan kemarin minyak sempat jatuh terendah dalam 3 bulan terakhir. Dalam pekan pertama November minyak tergerus hingga 4,69%.

Pada perdagangan kemarin hari ini (8/11) harga minyak relatif stabil. Mengutip Bloomberg, di awal perdagangan pukul 8.22 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange melemah 0,01% menjadi US$ 44,87 per barrel. Namun pada pukul 18.09 WIB minyak sedikit menguat menjadi US$ 44,96 per barrel.

“Kemarin sempat terangkat karena kelegaan pasar ternyata FBI memastikan tidak akan tindakan kriminal dari kasus email Hillary,” ujar Nizar Hilmy, Research & Analyst Soe Gee Futures kepada KONTAN, Selasa (8/11).

Menurutnya kestabilan yang terjadi pada perdagangan hari ini juga masih dipengaruhi optimisme terhadap kemenangan Hillary Clinton. Dalam poling terakhir mantan Menlu AS itu berhasil unggul tipis dari Donald Trump. Sosoknya dianggap sebagai kandidat yang memberikan stabilitas pasar.

Namun penguatan tersebut masih tetap dibayangi dari rencana pertemuan OPEC pada akhir November nanti. Walaupun sekjen OPEC Muhammed Barkindo telah memastikan pemangkasan produksi minyak tetap akan dilakukan, tetapi pasar masih skeptis terhadap rencana tersebut. Beberapa anggota seperti Iran dan Irak masih belum sepakat mengurangi produksi.

“Pasar masih cukup skeptis OPEC mampu mewujudkan rencana pemangkasan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×