kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak tergerus pulihnya kilang Libia


Selasa, 08 Agustus 2017 / 15:47 WIB
Harga minyak tergerus pulihnya kilang Libia


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga minyak mentah versi West Texas Intermediatel (WTI) mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah pulihnya kilang minyak Libya yang dapat meningkatkan pasokan komoditas dan mengakibatkan penekanan harga.

Mengutip pergerakan harga Bloomberg pada Selasa (8/8) pukul 12:50, berdasarkan kontrak September 2017 harga komoditas ini berada di US$ 49,24 per barel atau melemah di 0,30% berbanding penutupan sebelumnya di US$ 49,39 per barel.

Analis Faisyal Research and Analyst PT Monex Investindo Futures melihat tiga sentimen yang mempengaruhi koreksi harga tersebut. Salah satunya, pulihnya kilang minyak Libya pasca demonstrasi.

Menurut laporan National Oil Corporation (NOC), output lapangan Sharara alias ladang minyak terbesar Libya telah kembali normal setelah gangguan singkat dari demonstran bersenjata yang melanda kota pesisir Zawiya.

"Ditambah lagi Libya dapat pengecualian dari OPEC, yaitu tidak ada pembatasan produksi," jelas Faisyal kepada KONTAN, Selasa (8/8).

Melalui perjanjian yang disepakati anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan beberapa anggota non-OPEC, telah menyepakati untuk mengurangi produksi minyak mentah sebesar 1,8 juta barel per hari.

Namun Libya dan sejumlah negara kecil menerima pengecualian demi mendorong kinerja pertumbuhan negara yang terletak di wilayah Afrika Utara.

Melalui pengecualian OPEC, produksi minyak telah melonjak sekitar 50% menjadi 852.000 barel per hari antara bulan November 2016 hingga Juni.

Harga minyak mentah sempat menyentuh level terendah sebesar US$ 42,75 pada minggu ketiga Juli. Ketika itu,  produksi minyak berada di angka tertinggi tahun 2017 yang ditopang oleh pasokan Libya dan ekspor Iran.

Faisyal melanjutkan, selain pulihnya Libya yang menjadi sentimen negatif, pelemahan harga akan dipengaruhi oleh sentimen penurunan impor China, serta penantian laporan Amerika Serikat mengenai produksi minyak mentah yang akan rilis Kamis (9/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×