kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tergelincir, pandemi memaksa Rusia memperpanjang pengurangan produksi


Jumat, 23 Oktober 2020 / 14:22 WIB
Harga minyak tergelincir, pandemi memaksa Rusia memperpanjang pengurangan produksi
ILUSTRASI. Harga minyak mentah Brent turun 0,6%, menjadi US$ 42,22 per barel


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak merosot pada hari Jumat (23/10) siang meski masih mampu mempertahankan sebagian besar kenaikan dari sesi sebelumnya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa dia siap untuk memperpanjang rekor pemangkasan karena kasus lonjakan Covi-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Harga minyak mentah Brent turun 0,6%, menjadi US$ 42,22 per barel setelah naik 1,7% pada hari Kamis (22/10). Sedangkan harga minyak west texas intermediate turun 0,7%, ke US$ 40,36, menyusul kenaikan 1,5% di sesi sebelumnya. Kedua kontrak ini menuju penurunan harga secara mingguan.

Tidak ada dampak yang terlihat pada harga minyak setelah debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantang presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden meskipun rencana energi bersih bisa menjadi pemberat bagi perusahaan dan saham minyak.

Harga minyak mulai tergelincir siang ini setelah stabil sejak awal perdagangan dan sepanjang debat pagi ini waktu Asia.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dibayangi penurunan permintaan akibat pandemi

Kemarin, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak melihat perlunya produsen minyak besar untuk mengubah kesepakatan pemotongan pasokan global. Dia tidak mengesampingkan memperpanjang pemotongan minyak jika kondisi pasar memungkinkan.

Komentar Putin sejauh ini merupakan indikasi paling jelas dari Rusia, salah satu produsen minyak utama dunia, yang siap memperpanjang pembatasan produksi untuk mengimbangi kemerosotan permintaan yang disebabkan oleh pandemi.

"Menuju akhir pekan, investor mengamati dua hal, yakni data permintaan yang mengecewakan karena lonjakan gelombang covid-19 dan keputusan produksi OPEC/non-OPEC di akhir bulan depan," kata Mark. Finley, senior partner di bidang energi dan minyak global di Baker Institute for Public Policy di Rice University.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 4.000 menjadi Rp 1.007.000 per gram, Jumat (23/10)

Rusia bergabung dalam OPEC+ untuk memangkas produksi. Para analis mengatakan, peningkatan jumlah infeksi baru Covid-19 di Eropa dan AS kemungkinan akan membatasi harga. Pembatasan aktivitas akibat virus corona akan menjadi penekan harga dan permintaan bahan bakar.

Beberapa negara bagian AS melaporkan rekor peningkatan infeksi setiap hari pada hari Kamis. Ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa pandemi semakin cepat meluas karena cuaca yang lebih dingin terjadi di banyak bagian negara.

Prancis memperpanjang jam malam untuk sekitar dua pertiga dari populasi negara itu. Sementara menteri luar negeri Belgia dirawat secara intensif akibat Covid-19, ketika gelombang kedua pandemi melanda Eropa.

Baca Juga: IHSG bertahan menguat di awal sesi II hari ini, asing catat net sell

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×