kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak stabil US$ 38,71, di tengah prospek suram permintaan karena Corona


Selasa, 27 Oktober 2020 / 12:12 WIB
Harga minyak stabil US$ 38,71, di tengah prospek suram permintaan karena Corona
ILUSTRASI. Harga minyak


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sedikit naik pada hari Selasa (27/10), setelah penurunan tajam baru-baru ini. Tetapi sentimen tetap tenang karena lonjakan kasus virus corona global menghantam prospek permintaan minyak mentah sementara pasokan meningkat.

Melansir Reuters pukul 10.53 WIB, harga minyak mentah Brent naik 19 sen atau 0,5% menjadi US$ 40,65 per barel pada 0324 GMT. Sedangkan, harga minyak AS naik 15 sen atau 0,4% pada US$ 38,71 per barel. Kedua kontrak turun lebih dari 3% pada hari Senin.

Tak ada kemajuan berarti perihal prospek paket bantuan virus corona Amerika Serikat (AS) menambah kesuraman pasar. Meskipun Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan pada hari Senin bahwa dia berharap kesepakatan dapat dicapai sebelum pemilihan 3 November.

Baca Juga: Harga minyak bertahan di US$ 38 per barel, imbas kekhawatiran kenaikan kasus corona

Gelombang baru infeksi virus corona yang melanda Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan banyak negara lain telah merusak prospek ekonomi global. Memaksa beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan baru saat musim dingin mendekat.

"Kami pikir permintaan mulai saat ini dan seterusnya benar-benar akan berjuang untuk tumbuh. Pembatasan Covid-19 adalah bagian dari itu," kata analis komoditas Commonwealth Bank of Australia (CBA) Vivek Dhar.

CBA memperkirakan minyak AS rata-rata diperdagangkan pada US$ 38 dan Brent rata-rata US$ 41 pada kuartal keempat tahun ini.

Harga minyak mendapat dukungan dari potensi penurunan produksi AS karena perusahaan minyak mulai menutup rig lepas pantai karena dekat dengan badai di Teluk Meksiko.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada hari Senin bahwa kondisi terburuk sudah berakhir untuk pasar minyak mentah.

Tetapi komentarnya bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari sekretaris jenderal OPEC, yang mengatakan pemulihan pasar minyak mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan karena infeksi virus corona meningkat di seluruh dunia.

Baca Juga: Wall Street melorot, dipicu naiknya kasus virus corona dan kekhawatiran stimulus AS

Sementara itu, produksi Libya diperkirakan akan mencapai 1 juta barel per hari (bph) dalam beberapa minggu mendatang.

Situasi ini kemungkinan akan memperumit upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksi guna mengimbangi permintaan yang lemah.

OPEC + - terdiri dari OPEC dan Rusia - berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari pada awal 2021 setelah rekor pemotongan produksi awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×