kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak rebound sebelum diperkirakan jatuh


Selasa, 21 Maret 2017 / 14:05 WIB
Harga minyak rebound sebelum diperkirakan jatuh


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) masih mampu bertahan di atas level US$ 48,00 per barel. Hal ini merupakan antisipasi dari pelaku pasar sebelum rilis data cadangan minyak mentah mingguan AS dan kembali dimulainya pengiriman minyak dari Libya yang sempat berhenti beberapa waktu terakhir.

Mengutip Bloomberg, Selasa (21/3) pukul 12.11 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,29% ke level US$ 48,36 per barel dibanding hari sebelumnya.

Ada dugaan, harga minyak WTI bisa kembali tersungkur dengan dugaan stok minyak AS yang mungkin bertambah 3 juta barel pekan lalu. Faktor ini menyebabkan pelaku pasar memilih untuk berburu minyak WTI sesaat sebelum harga kembali tergelincir. Aksi ini yang memicu kenaikan terbatas harga.

Beban lainnya adalah laporan kenaikan stok minyak di pelabuhan pengiriman minyak terbesar AS, Cushing, Oklahoma yang naik sebesar 1,9 juta barel pekan lalu.

Selain itu, pelabuhan utama pengiriman minyak di Libya seperti Es Sider dan Ras Lanuf diprediksi siap kembali mengekspor minyak pasca berhenti beroperasi dalam dua minggu terakhir akibat serangan militer. Laporan terbaru juga menunjukkan produksi Libya Februari 2017 naik menjadi 646.000 barel per hari dari bulan sebelumnya yang hanya 621.000 barel per hari.

Pasar juga mengantisipasi kemungkinan dalam pertemuan para petinggi dan menteri minyak OPEC dan Rusia pada pekan ini di Kuwait. Pertemuan tersebut nantinya akan membahas kelanjutan kesepakatan pemangkasan produksi di OPEC.

"Sekarang yang terlihat di pasar adalah harga minyak WTI membentuk ekuilibrium baru di kisaran US$ 47 - US$ 52 per barel. Nantinya jika stok dan rig pengeboran minyak aktif di AS terus bertambah bukan tidak mungkin akan terjadi penurunan ke bawah level ekuilibrium tersebut," jelas Evan Lucas, Market Strategist IG Ltd seperti dikutip dari Bloomberg.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×