kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Harga Minyak Rebound, Ketegangan Geopolitik yang Memicu Kekhawatiran Pasokan


Selasa, 25 Januari 2022 / 14:47 WIB
Harga Minyak Rebound, Ketegangan Geopolitik yang Memicu Kekhawatiran Pasokan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kompak rebound pada perdagangan hari ini (25/1)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah bangkit kembali pada perdagangan hari ini. Hal ini sukses memulihkan beberapa pelemahan yang terjadi pada hari sebelumnya. Suntikan tenaga datang dari meningkatnya ketegangan di Eropa Timur dan Timur Tengah yang memicu kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan.

Selasa (25/1) pukul 14.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 naik 0,7% menjadi US$ 86,88 per barel. Pada sesi sebelumnya, Breny anjlok 1,8%.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 juga menguat 0,5% ke US$ 83,75 per barel, setelah turun 2,2% pada hari Senin (24/1).

Harga minyak mencapai tertinggi dalam tujuh tahun di pekan lalu, didukung oleh pasokan dunia yang ketat dan permintaan global yang bangkit kembali.

"Nada pasar tetap kuat, didukung oleh meningkatnya risiko geopolitik," kata Chiyoki Chen, Chief Analyst di Sunward Trading.

"Kami melihat aksi ambil untung ketika harga bergerak lebih tinggi, tetapi selera beli untuk minyak tetap solid karena investor khawatir tentang gangguan pasokan jika terjadi konflik Rusia-Ukraina," lanjut Chen.

NATO mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat kawasan Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, dalam apa yang dikecam Rusia sebagai "histeria" Barat. Ini merupakan tanggapan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.

Di Timur Tengah, kelompok gerakan Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran, meluncurkan serangan rudal di Uni Emirat Arab pada hari Senin yang menargetkan pangkalan yang menampung militer AS. Namun usaha itu digagalkan oleh pencegat rudal buatan AS, kata pejabat AS dan UEA.

"Risiko penurunan di pasar minyak akan terbatas karena setiap eskalasi situasi di Ukraina atau Timur Tengah akan menyebabkan harga meroket," ujar Satoru Yoshida, Commodity Analyst di Rakuten Securities.

"Juga, keterbatasan pasokan diperkirakan akan berlanjut karena OPEC+ sedang berjuang untuk mencapai target produksinya dan kemungkinan akan mempertahankan kebijakan peningkatan pasokan secara bertahap," lanjut Yoshida.

OPEC+, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Persediaan minyak AS yang lebih rendah juga memberikan dukungan, dengan persediaan minyak mentah di sekitar titik pengiriman NYMEX WTI di Cushing di Oklahoma pada titik terendah untuk sepanjang tahun sejak 2012.

Investor portofolio menambah posisi bullish mereka dalam minyak untuk minggu kelima berturut-turut, karena gelombang terburuk dari infeksi virus corona berlalu dan pemerintah mulai mencabut pembatasan bisnis dan perjalanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×