Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak mentah dunia menjadi salah satu komoditas yang harganya cenderung naik di tahun ini. Kenaikan ini disinyalir turut berimbas pada komoditas petrokimia yang menggunakan minyak mentah sebagai bahan baku.
Suryandi, Direktur SDM dan Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengatakan, secara hitungan rantai produksi, meningkatnya harga minyak tentu mempengaruhi harga bahan baku, yakni naphtha.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak ini juga diikuti oleh naiknya permintaan produk petrokimia. Sehingga, margin saat ini pun lebih baik.
Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) gelontorkan capex US$ 65 juta tahun ini
“Sehingga, saat ini kami melihat tidak sampai harus melakukan hedging terhadap kenaikan atau penurunan harga minyak,” terang Suryandi dalam audiensi bersama media, Kamis (4/3).
Harry Tamin, Head of Investor Relation TPIA menambahkan, sebenarnya kenaikan harga minyak ini tidak bisa dipandang dari satu sisi saja. Kenyataannya, kenaikan margin harga petrokimia saat ini masih lebih tinggi dari kenaikan harga minyak.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga mengindikasikan perekonomian dan industri yang sudah pulih serta berpotensi menaikkan permintaan petrokimia.
“Terlebih jika kita bicara permintaan domestik, TPIA berada dalam posisi yang lebih unggul dari pemain lain karena kami memang sebagai dominant market player di Indonesia,” terang Harry, di kesempatan yang sama.
Suryandi menambahkan, mayoritas penjualan TPIA masih diperuntukkan untuk memenuhi industri plastik dalam negeri. Pada saat ini, prospek permintaan juga masih cerah, didukung oleh kenaikan permintaan produk-produk kesehatan seperti masker, APD, serta kenaikan permintaan kemasan (packaging).
Baca Juga: Ini alasan laba bersih Chandra Asri Petrochemical (TPIA) melesat di tahun lalu
Sebagai gambaran, penghuni Indeks Kompas100 ini berhasil menorehkan kinerja cemerlang sepanjang 2020. TPIA melaporkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk senilai US$ 51,35 juta. Torehan ini melejit 124,4% dari realisasi laba bersih di 2019 yang hanya US$ 22,88 juta.
Namun, pendapatan bersih TPIA terpantau menurun tahun lalu. TPIA membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,80 miliar, menurun 3,9% dari pendapatan tahun 2019 yang sebesar US$ 1,88 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News