Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak menguat tajam di awal pekan ini karena potensi hambatan yang muncul dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dapat menambah lebih banyak pasokan minyak global.
Senin (24/5) pukul 16.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2021 naik US$ 1,25 atau 1,9% ke level US$ 67,69 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 juga melesat 1,8% ke posisi US$ 64,73 per barel.
Penguatan emas di awal pekan ini berbanding terbalik dengan pergerakannya di pekan lalu. Di mana, harga patokan bagi minyak mentah ini anjlok 3% usai Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, AS siap mencabut sanksi terkait minyak, perbankan dan ekspor negaranya.
Namun, ketua parlemen Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa kesepakatan pemantauan tiga bulan antara Iran dan pengawas nuklir PBB telah berakhir dan aksesnya ke dalam situs nuklir Iran akan dihentikan.
Para diplomat Eropa mengatakan di pekan lalu bahwa kegagalan untuk menyetujui perpanjangan kesepakatan pemantauan akan terjun lebih luas, pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 ke dalam krisis. Namun, pembicaraan antara keduanya akan dilanjutkan di Wina minggu ini.
Baca Juga: Harga minyak merangkak naik meski kasus corona Asia masih tinggi
Seperti diketahui, mantan Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi ke Iran.
"Secara keseluruhan, tampaknya hanya masalah waktu sebelum pihak-pihak yang terlibat menandatangani perjanjian nuklir baru," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
"Investor bersiap untuk gelombang baru dari apa yang pasti akan didiskon besar-besaran minyak mentah Iran. Namun untuk semua kekhawatiran ini, peningkatan agresif dalam produksi dan ekspor Iran tidak mungkin menghentikan penarikan stok minyak global".
Bahkan dengan potensi dimulainya kembali ekspor Iran, alasan untuk harga minyak yang lebih tinggi tetap utuh karena peningkatan permintaan global yang didorong oleh vaksin, ujar analis Goldman Sachs.
"Bahkan dengan asumsi secara agresif dimulai kembali pada bulan Juli, kami memperkirakan bahwa harga Brent masih akan mencapai US$ 80 per barel pada kuartal IV-2021. Kami juga perkiraan harga minyak pada musim panas ini sebesar US$ 80 per barel," kata Golman Sachs dalam catatannya.
Selanjutnya: Campari, perusahaan minuman asal Italia membidik pasar Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News