Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS) menurunkan harga minyak. Analis memproyeksikan kenaikan harga minyak berpotensi terbatas akibat jumlah kasus Covid-19 yang kembali naik di China dan Rusia.
Mengutip Bloomberg, Rabu (27/10), harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2021 melemah 1,28% ke ke US$ 83,59 per barel. Sementara itu di hari sebelumnya, harga minyak menyentuh harga tertinggi di US$ 84,39 per barel.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga minyak terkoreksi karena cadangan minyak AS naik. Tercatat, berdasarkan data American Petroleum Institute (API) yang dirilis Selasa (26/10) malam, persediaan minyak mentah AS naik 2,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Oktober. Jumlah itu lebih tinggi dari ekspektasi untuk kenaikan 1,9 juta barel.
Baca Juga: Harga minyak mentah turun 1% karena stok AS naik, WTI ke US$83,21
Berdasarkan data yang sama, persediaan bensin di Negeri Paman Sam naik 500.000 barel dan stok sulingan meningkat 1 juta barel. Padahal para pelaku pasar memprediksi keduanya turun di pekan lalu. Faisyal mengatakan cadangan minyak AS naik karena aktivitas rig AS naik.
Sejauh ini Faisyal melihat suplai minyak mentah global cenderung masih mengetat sementara permintaan minyak terus menguat. Namun, di sisi lain, permintaan minyak berpotensi terbatas karena jumlah kasus Covid-19 di China dan Rusia meningkat.
"China merupakan konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, jika kembali dilanda pandemi, permintaan minyak menurun," kata Faisyal.
Baca Juga: Pengamat proyeksikan realisasi PNBP di akhir tahun 2021 mencapai Rp 427,77 triliun
Untuk, Kamis (28/10), Faisyal memproyeksikan harga minyak masih akan terkoreksi. Sentimen negatif datang dari laporan cadangan minyak AS dari Energy Information Administration yang rilis nanti malam diproyeksikan naik 2 juta barel.
Selain itu, kenaikan harga minyak berpotensi masih terbatas karena harga komoditas energi seperti batubara dan gas alam juga mulai menurun akibat intervensi dari China. Alhasil, Faisyal memproyeksikan harga minyak di akhir tahun ini berada di rentang US$ 83 per barel-US$ 88 per barel.
Baca Juga: Apa penyebab harga minyak melonjak di akhir Oktober 2021?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News