Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
SINGAPURA. Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Selasa (28/3) ditopang tren penguatan dollar Amerika Serikat. Namun, lajunya masih tertahan dengan berlimpahnya produksi minyak AS dan kekhawatiran keberhasilan program pemangkasan produksi oleh negara-negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Harga minyak jenis West Texas Intermediate naik 19 sen menuju US$ 47,92 per barel. SEmentara harga min yak Brent naik 15 sen menjadi US$ 50,9 per barel.
Pelaku pasar bilang, kenaikan harga minyak mentah ditopang tren pelamahan dollar AS. The Greenback telah kehilangan tenaga 2,9% terhadap mata uang utama dunia selama Maret ini.
Ketika dollar AS melemah, banyak pelaku pasar menarik uang dari pasar forex dan menempatkannya di pasar komoditas. Pasalnya, pelemahan dollar AS membuat harga komoditas lebih murah.
Laju harga minyak terhambat produksi minyak global yang terus menumpuk. Di AS, produksi minyak naik 8,3% sejak pertengahan 2016 lalu menjadi 9,13 juta barel per hari. AS tercatat pernah memompa 9,7 juta bpd pada April 2015, tertinggi sejak Mei 1971.
Harga minyak merosot ke bawah US$ 50, meski negara-negara penghasil minyak yang bergabung dengan OPEC sepakat mengurangi produksi untuk mendorong penguatan harga.
"Sekarang kami memperkirakan, produksi minyak AS akan mencapai rekor lagi pada Desember, menembus produksi tertinggi pada tahun 1970," tulis Barclays, dikutip Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News