kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah tergelincir, kekhawatiran corona dan produksi Libya pemicunya


Selasa, 15 September 2020 / 05:36 WIB
Harga minyak mentah tergelincir, kekhawatiran corona dan produksi Libya pemicunya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sun sets behind a crude oil pump jack on a drill pad in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S. November 24, 2019. Picture taken November 24, 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun sedikit pada hari Senin (14/9), di tengah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi global yang terhenti dan Libya bersiap untuk melanjutkan produksinya. Sementara itu, badai yang terjadi di Teluk Meksiko tak mampu mengangkat harga minyak lebih tinggi.

Melansir CNBC, harga minyak mentah Brent turun 35 sen atau 0,9 menjadi US$ 39,48 per barel.  Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 7 sen atau 0,19% pada level US$ 37,26 per barel.

Kedua harga minyak acuan ini berakhir lebih rendah pekan lalu, jatuh untuk pekan kedua berturut-turut.

Baca Juga: Wall Street menghijau, Dow Jones naik lebih 300 poin dan Nasdaq rebound hampir 2%

“Badai membuat produksi offline di Teluk Meksiko dan pasar tidak peduli - itu menunjukkan betapa buruk situasinya,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka untuk Mizuho di New York.

Badai Tropis Sally menguat di Teluk Meksiko, sebelah barat Florida pada hari Minggu dan siap untuk menjadi badai kategori 2. Badai tersebut mengganggu produksi minyak untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan setelah Badai Laura melanda wilayah tersebut.

Biasanya harga minyak naik ketika produksi dihentikan, tetapi dengan pandemi virus Corona semakin parah, kekhawatiran permintaan mengemuka, sementara pasokan global terus meningkat.

Jalan menuju pemulihan permintaan bahan bakar global kemungkinan besar akan sulit, kata beberapa eksekutif senior industri minyak.

″ Tingkat infeksi (Coronavirus) meningkat lagi, ada penguncian lokal yang diperkenalkan di banyak negara yang menghambat pertumbuhan ekonomi regional dan jumlah pengangguran gagal turun secara signifikan, " kata Tamas Varga dari broker minyak PVM.

"Hal ini menyebabkan pertumbuhan permintaan minyak yang suram."

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pada hari Senin bahwa permintaan minyak dunia akan turun 9,46 juta barel per hari (bph) tahun ini, penurunan lebih tajam dari yang diperkirakan dalam laporan sebulan lalu.

Baca Juga: Harga minyak mentah acuan kembali melemah terseret rencana produksi Libya

Di Libya, komandan Khalifa Haftar berkomitmen untuk mengakhiri blokade fasilitas minyak selama berbulan-bulan, sebuah langkah yang akan menambah lebih banyak pasokan ke pasar.

“Jika produksi Libya segera kembali online, kita berbicara tentang 1 juta barel per hari atau lebih, ini akan menjadi tambahan yang signifikan untuk keseimbangan global. Dan pasar menetapkan harga hari ini, ”kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

OPEC dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, bertemu pada 17 September untuk membahas kepatuhan dengan pemotongan besar dalam produksi, meskipun analis tidak mengharapkan pengurangan lebih lanjut akan dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×