Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Harga minyak mentah Brent naik menuju harga US$ 111 per barel pada hari Kamis, (15/8). Kenaikan harga terjadi karena penurunan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran pasokan dari Timur Tengah dan Afrika Utara.
Di Timur Tengah misalnya, kenaikan harga minyak terjadi akibat konflik berdarah antara polisi dan pendukung Muhammad Mursi di Mesir. Investor khawatir, kerusuhan merebak ke negara sumber minyak lainnya dan juga mengganggu pasokan minyak yang melewati Terusan Suez.
"Mesir mungkin bukan produsen minyak utama dunia, namun Terusan Suez merupakan pintu gerbang penting untuk arus minyak untuk komoditas lain. Jika ada gangguan atau ada aksi kekerasan di kanal, dampaknya akan cukup parah, "kata Carl Larry, konsultan Oil Outlook and Opinions di Houston.
"Ini seperti dampak domino, jika Mesir jatuh, maka Anda telah bertanya pada diri sendiri, apa yang terjadi selanjutnya?,” komentar Larry.
Sementara itu, harga pengiriman minyak Brent bulan September naik 33 sen menjadi US$ 110,53 per barel, sedangkan harga minyak AS naik 27 sen menjadi US$ 107,12 per barel. "Jika prospek permintaan positif, dan adanya ancaman gangguan pasokan, maka harga minyak bisa naik lagi,” kata Larry.
Sebagaimana diketahui, harga minyak berpeluang naik menyusul adanya data ekonomi yang menggembirakan dari Amerika Serikat, China dan juga Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News