Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah terbebani peningkatan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran tentang potensi gelombang kedua pandemi virus corona.
Mengutip Reuters, Rabu (17/6) pukul 10.45 WIB, harga minyak berjangka Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures turun 89 sen atau 2,2% menjadi US$ 40,07 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 turun US$ 1,13 atau 2,9% menjadi US$ 37,25 per barel.
Baca Juga: Harga minyak jatuh Rabu (17/6) pagi, stok minyak AS dan kasus baru corona sentimennya
Harga minyak mentah yang menjadi tolak ukur ini sudah menguat lebih dari 3% di sesi sebelumnya setelah International Energy Agency (IEA) menaikkan perkiraan permintaan minyak 2020 menjadi 91,7 juta barel per hari (bph) dan penjualan ritel AS mencatat rekor kenaikan di bulan Mei.
Namun, kenaikan dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS, yang dilaporkan dalam perdagangan pasca-penyelesaian, memicu kekhawatiran atas pasokan tinggi dan menekan harga minyak.
American Petroleum Institute merilis, data persediaan minyak mentah Negeri Paman Sam naik 3,9 juta barel pada pekan yang berakhir 12 Juni menjadi 543,2 juta barel. Jumlah ini di atas ekspektasi analis yang memprediksi penurunan 152.000 barel.
Selain itu, stok bensin naik 4,3 juta barel dan stok bahan bakar destilasi, termasuk bahan bakar diesel dan minyak pemanas, naik 919.000 barel.
Data resmi dari Departemen Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis Rabu.
Baca Juga: Sinyal pemulihan ekonomi Amerika Serikat memanaskan harga minyak 3%
Kekhawatiran akan kemungkinan gelombang virus kedua juga membebani harga, dengan jumlah kasus yang melampaui 8 juta secara global.
"Tampaknya tak terhindarkan karena ada lonjakan kecil dari pendemi di seluruh dunia. Mungkin butuh waktu bagi pasar minyak untuk peka, mengingat kerapuhan pemulihan yang baru lahir," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp.
Sementara itu, panel pemantauan yang dipimpin OPEC akan bertemu pada hari Kamis (18/6) untuk membahas lebih lanjut cara untuk memperkuat dan meninjau kepatuhan dengan komitmen OPEC untuk mengekang produksi minyak dan mendukung harga.
Sebelumnya, OPEC+ sepakat untuk mengurangi pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), sekitar 10% dari permintaan pra-pandemi hingga akhir Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News