kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak mentah rebound, minyak WTI ke US$ 51,56 dan Brent US$ 55,91 per barel


Selasa, 25 Februari 2020 / 11:10 WIB
Harga minyak mentah rebound, minyak WTI ke US$ 51,56 dan Brent US$ 55,91 per barel
ILUSTRASI. ilustrasi minyak mentah


Sumber: Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah kembali rebound menyusul penurunan terbesar dalam hampir tujuh minggu karena investor berusaha menghitung konsekuensi ekonomi dari penyebaran cepat virus corona di luar China.

Mengutip Bloomberg, Selasa (25/2) pukul 11.00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 14 poin atau 0,25% ke US$ 55,91 per barel. Penguatan terjadi setelah di Senin (24/20, harga minyak Brent anjlok 3,74%.

Setali tiga uang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex naik 13 poin atau 0,25% menjadi US$ 51,56 per barel. di hari sebelumnya, harga minyak WTI juga sudah terjun bebas 3,65%.

Baca Juga: Iran terjangkit virus corona, harga minyak dunia merosot 3,54%

Pelemahan harga minyak mentah di awal pekan ini terjadi di tengah aksi jual pasar yang meluas usai kenaikan tajam dalam kasus dan kematian akibat virus corona di Korea Selatan, Timur Tengah dan Eropa.

Setidaknya 12 orang tewas di Iran. Sementara Kuwait dan Bahrain mengkonfirmasi kasus pertama. Hal tersebut akhirnya mengakhiri reli minyak dalam beberapa minggu terakhir, yang terjadi setelah munculnya optimisme pasar terhadap dampak ekonomi corona di China. 

Asumsi tersebut sekarang diragukan setelah penyebaran cepat selama beberapa hari terakhir.Ini juga membuat tekanan lebih besar bagi OPEC dan sekutunya untuk mengambil tindakan guna menstabilkan harga minyak.

"Sentimen negatif masih akan datang mengingat indikator pertumbuhan virus yang telah kita lihat di luar China," kata Daniel Hynes, ahli strategis komoditas di ANZ Banking Group Ltd kepada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×