Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah kembali menguat pada awal perdagangan hari ini dengan menambah keuntungan yang solid setelah penguatan di sesi sebelumnya. Katalis utama bagi harga minyak datang di tengah ekspektasi pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang akan melanjutkan pengeluaran stimulus besar-besaran.
Pelaku pasar rencana itu berpotensi meningkatkan permintaan bahan bakar dan menarik stok minyak mentah lebih besar di masa mendatang.
Rabu (20/1) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 23 sen, atau 0,4% menjadi US$ 53,21 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga WTI sudah naik 1,2%.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis Brent menguat 25 sen atau 0,5% ke level US$ 56,15 per barel. Pada perdagangan Selasa (19/1), Brent sudah melonjak 2,1%.
Baca Juga: Harga minyak terangkat naik karena optimisme terhadap perekonomian
Sentimen utama bagi harga minyak datang setelah calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen, mendesak anggota parlemen untuk lebih berani memberikan persetujuan terkait pengeluaran bantuan pandemi. Mengingat stimulus dapat memperkuat harapan belanja besar-besaran guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.
"Tentunya ekspektasi itu akan mendukung pertumbuhan yang lebih baik dan permintaan yang lebih baik di AS," kata Head of Commodity Research di National Australia Bank, Lachlan Shaw.
Pasar minyak terus meningkat meskipun International Energy Agency (IEA) telah memangkas prospek permintaan minyak pada kuartal pertama tahun ini sebesar 580.000 barel per hari. Ini dilakukan karena penguncian yang ketat di Eropa dan penutupan perbatasan untuk menghentikan melonjaknya infeksi Covid-19.
"Itu jelas membenarkan langkah Arab Saudi pekan lalu untuk memangkas 1 juta barel per hari produksi mereka sendiri secara sepihak untuk Februari dan Maret," ujar Shaw.
"Risiko saat ini adalah seputar penguncian virus corona. Kami telah melihat beberapa negara memperpanjang penguncian."
Baca Juga: Harga minyak menguat berkat optimisme lebih banyak stimulus jelang pelantikan Biden
Jerman pada hari Selasa memperpanjang penutupan sebagian besar toko dan sekolah selama dua minggu lagi, hingga 14 Februari.
Pedagang akan mengawasi data persediaan minyak mentah dan produk AS dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan dari Energy Information Administration (EIA) pada hari Jumat.
Enam analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, secara rata-rata, stok minyak mentah turun 300.000 barel di pekan lalu. Tetapi stok bensin diproyeksi naik 3,0 juta barel. Persediaan distilat, yang meliputi diesel, minyak pemanas, dan bahan bakar jet, juga diramal naik 800.000 bbl.
Selanjutnya: Cek rekomendasi saham dan target harga lima saham ini untuk Rabu (20/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News