Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak naik di perdagangan Eropa pada hari ini karena perhatian beralih ke pertemuan OPEC+ yang akan digelar minggu depan dan ekspektasi bahwa itu akan menghancurkan harapan Amerika Serikat (AS) untuk dorongan pasokan.
Jumat (29/7) pukul 19.16 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 naik US$ 2,30 ke US$ 109,44 per barel. Sementara itu, untuk kontrak pengiriman Oktober 2022 yang lebih aktif, Brent melesat US$ 2,24 menjadi US$ 104,07 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2022 juga naik US$ 2,20 menjadi US$ 98,62 per barel.
Walau menguat, namun kedua kontrak minyak ini berada di jalur pelemahan untuk bulan Juli dan menjadi penurunan bulananĀ kedua secara berturut-turut. Di mana, Brent melemah 4,7% dan WTI koreksi 6,8% di bulan ini.
Penguatan minyak disokong indeks dolar AS yang melemah dan pasar saham yang lebih kuat. Penurunan dolar membuat minyak lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Pada Perdagangan Jumat (29/7) Pagi
Ekuitas global yang sering bergerak seiring dengan harga minyak, naik karena harapan bahwa pengetatan moneter AS tidak akan hawkish seperti yang diperkirakan semula setelah angka pertumbuhan mengecewakan.
Sebuah survei Reuters memperkirakan minyak mentah Brent dan AS akan rata-rata berada masing-masing US$ 105,75 dan US$ 101,28 per barel di tahun ini.
"Pasar minyak di Eropa jauh lebih ketat daripada di AS, yang juga tercermin dalam kurva forward Brent yang turun tajam," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Di sisi lain, pendorong utama adalah pertemuan berikutnya dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, pada 3 Agustus.
Sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu akan mempertimbangkan untuk menjaga produksi minyak tidak berubah untuk September, dengan dua sumber OPEC+ mengatakan kenaikan moderat akan dibahas. Baca cerita lengkapnya
Keputusan untuk tidak menaikkan produksi akan mengecewakan Amerika Serikat setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Arab Saudi bulan ini dengan harapan mencapai kesepakatan untuk membuka keran.
Analis, bagaimanapun, mengatakan akan sulit bagi OPEC+ untuk meningkatkan pasokan, mengingat banyak produsen sudah berjuang untuk memenuhi kuota produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News