kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah kompak menguat di minggu lalu walau sempat ambruk di awal pekan


Minggu, 25 Juli 2021 / 06:28 WIB
Harga minyak mentah kompak menguat di minggu lalu walau sempat ambruk di awal pekan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kompak menguat di pekan lalu


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah naik tipis pada penutupan di akhir pekan dan membuat harga menguat untuk pekan lalu setelah pemulihan yang kuat dari penurunan tajam pada hari Senin (18/7), didukung oleh ekspektasi bahwa pasokan akan tetap ketat sepanjang tahun.

Harga minyak dan aset berisiko lainnya jatuh pada awal minggu karena kekhawatiran atas dampak pada ekonomi dan permintaan minyak mentah dari lonjakan kasus varian Delta Covid-19 di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan di tempat lain.

Jumat (23/7), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 mengakhiri sesi dengan menguat 0,4% ke level US$ 74,10 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 juga ditutup naik 0,2% menjadi US$ 72,07 per barel.

Untuk minggu ini, harga minyak Brent naik 0,7% setelah turun selama tiga minggu berturut-turut. Sedangkan harga WTI menguat 0,4% setelah jatuh selama dua pekan sebelumnya. 

Kedua tolok ukur minyak mentah ini sempat merosot sekitar 7% pada perdagangan hari Senin (18/7) dan berada di bawah US$ 70 per barel. Tetapi, minyak berhasil mengurangi kerugian itu, dengan investor mengharapkan permintaan tetap kuat dan pasar menerima dukungan dari penurunan stok minyak dan meningkatnya tingkat vaksinasi.

Baca Juga: Minyak tergelincir jelang akhir pekan, WTI bertahan di US$ 71,68 per barel

"Kekhawatiran permintaan terbukti dibesar-besarkan, itulah sebabnya harga minyak telah pulih. Meskipun ada ekspansi pasokan minyak, pasar minyak akan tetap sedikit kekurangan pasokan hingga akhir tahun," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Pertumbuhan permintaan diperkirakan akan melebihi pasokan setelah kesepakatan hari Minggu antara OPEC+, untuk menambah kembali 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan mulai Agustus mendatang.

Analis ANZ Research dalam sebuah laporan mengatakan, bahwa pasar mulai merasakan kenaikan OPEC+ tidak akan cukup untuk menjaga keseimbangan pasar dan persediaan di Amerika Serikat dan di seluruh negara OECD akan terus turun.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,1 juta barel pekan lalu, tetapi stok di titik pengiriman Cushing, Oklahoma untuk WTI mencapai level terendah sejak Januari 2020.

Rig minyak AS naik tujuh menjadi 387 minggu lalu, tertinggi sejak April 2020, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Tetapi pemulihan dalam pengeboran sederhana karena produsen menyukai penghematan pengeluaran.

"Kami masih berpikir penurunan harga minyak mentah dan sulingan yang didorong OPEC+ adalah peluang pembelian dan proyek Brent akan mencapai $100 per barel tahun depan, dengan sulingan ikut naik," kata Bank of America dalam sebuah catatan.

Selanjutnya: Minim sentimen positif, harga emas spot melemah 0,5% di pekan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×