Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas jatuh dan berada pada penurunan mingguan pada pekan lalu karena dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat. Di sisi lain, yield US Treasury yang naik dan pasar saham yang tampil perkasa juga mengurangi daya tarik emas.
Jumat (23/7), harga emas spot ditutup koreksi 0,3% menjadi US$ 1.802,15 per ons troi. Ini membuat emas melemah 0,5% pada pekan lalu.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 juga ditutup turun 0,2% ke level US$ 1.805,9 per ons troi. Di pekan lalu, harga emas berjangka ini ambles 0,7%.
Harga emas kembali koreksi setelah secara singkat bergerak menuju puncak satu bulan di pekan sebelumnya. Koreksi emas datang karena kekhawatiran atas meningkatnya kasus varian Delta Covid-19 telah mereda, mendorong investor untuk keluar dari aset safe-haven dan kembali ke aset berisiko
"Pasar emas mencari pendorong fundamental baru dan sebenarnya tidak ada," kata Jim Wyckoff, Senior Analyst Kitco Metals. Dia mencatat, imbal hasil riil yang lebih lemah dan lonjakan kasus Covid-19 tidak cukup untuk menggerakkan harga emas lebih tinggi.
Baca Juga: Harga emas menuju penurunan mingguan pertama dalam lima pekan karena dolar AS menguat
"Pedagang secara teknikal mengambil alih karena kurangnya fundamental dan postur teknis jangka pendek emas telah berubah negatif, mengundang beberapa pedagang untuk menjual ke pasar," tambah Wyckoff.
Tekanan yang menumpuk pada logam juga datang dari indeks dolar AS yang lebih kuat dan bertahan dekat di dekat level puncak 3,5 bulan. Belum lagi imbal hasil obligasi AS yang lebih kuat.
Hal tersebut cenderung membebani emas, yang tidak membayar bunga karena diterjemahkan ke dalam peningkatan biaya peluang memegang logam.
Fokus pasar sekarang beralih ke pertemuan Federal Reserve AS di pekan ini setelah European Central Bank (ECB) pada hari Kamis berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk beberapa waktu.
"Harga emas telah menemukan dukungan yang baik dari pasar fisik pada sisi negatifnya, tetapi telah berjuang untuk mendapatkan momentum karena posisi spekulatif tetap ringan," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered.
Selanjutnya: Bill Gates berbagi 10 tips agar sukses mengelola keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News