kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah kembali melemah, terseret kekhawatiran varian baru virus corona


Senin, 28 Desember 2020 / 10:33 WIB
Harga minyak mentah kembali melemah, terseret kekhawatiran varian baru virus corona
ILUSTRASI. Harga minyak lanjutkan pelemahan


Sumber: Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah cenderung turun tipis di awal perdagangan sesi Asia pada hari ini. Tarik menarik antara kekhawtiran terkait varian baru virus corona dan pengesahan UU stimulus AS oleh Presiden Donald Trump membuat harga cenderung bergerak tipis.

Senin (28/12) pukul 10.20 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 turun 9 sen menjadi US$ 48,14 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 melemah 15 sen ke level US$ 51,14 per barel. 

Harga minyak mentah acuan ini melanjutkan pelemahan yang terjadi pada pekan lalu. Itu juga merupakan koreksi harga minyak mingguan pertama sejak Oktober 2020. 

Baca Juga: Menguat tujuh pekan berturut-turut, harga minyak mentah koreksi di minggu ini

Harga minyak cenderung tergelincir setelah sejumlah negara memilih memperpanjang pengetatan guna menahan penyebaran varian baru virus corona. Setelah beberapa negara di kawasan Eropa melarang penerbangan dari Inggris, tempat di mana varian baru virus corona yang diperkirakan lebih menular ini berkembang, kini giliran China yang juga menangguhkan penerbangan dari Negeri Ratu Elisabeth tersebut.

Namun, harga minyak mulai berhasil memangkas kerugian setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani UU stimulus senilai US$ 2,3 triliun yang juga berisi US$ 900 miliar paket bantuan bagi warga AS.

Hal ini diharapkan dapat menahan catatan suram harga minyak yang dibatasi oleh tingkat permintaan yang rendah akibat lonjakan pandemi Covid-19. Terlebih, mulai Januari, OPEC+ akan mengembalikan produksi sebesar 500.000 barel per hari ke pasar.

"Saya melihat pasar yang sangat sepi dari hari ini hingga akhir tahun, tetapi arah harga cenderung melemah pada beberapa hari ke depan karena kekhawatiran varian baru virus corona," kata Howie Lee, Ekonom OCBC. 

Selanjutnya: Harga emas melonjak 1% setelah paket stimulus AS ditandatangani Trump

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×