kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah ke Level US$105 Per Barel Setelah Rusia Serang Ukraina


Jumat, 25 Februari 2022 / 06:18 WIB
Harga Minyak Mentah ke Level US$105 Per Barel Setelah Rusia Serang Ukraina
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak pada hari Kamis (24/2), dengan Brent naik di atas US$105 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Serangan Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran tentang gangguan pasokan energi global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,24 atau 2,3% menjadi menetap di US$99,08 per barel, setelah menyentuh level tertingginya di US$105,79.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 71 sen atau 0,8% menjadi menetap di US$92,81 per barel, setelah sebelumnya naik menjadi US$100,54.

Brent dan WTI masing-masing mencapai level tertinggi sejak Agustus dan Juli 2014.

Baca Juga: Wall Street Rebound: Nasdaq Naik 3% Setelah Sanksi Baru Untuk Rusia

Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina melalui darat, udara, dan laut dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan sanksi baru yang keras terhadap Rusia, memberlakukan langkah-langkah untuk menghambat kemampuannya untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama dunia bersama dengan sanksi terhadap bank dan perusahaan milik negara.

Inggris mengumumkan langkah-langkah baru yang menargetkan bank, anggota lingkaran dalam Putin dan orang-orang sangat kaya yang menikmati gaya hidup mewah di London.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa Barat harus mengakhiri ketergantungannya pada minyak dan gas Rusia.

Kemudian di sesi tersebut, harga minyak mereda setelah Biden mengatakan Amerika Serikat bekerja sama dengan negara-negara lain dalam pelepasan gabungan minyak tambahan dari cadangan strategis minyak mentah global.

Berita seputar rilis cadangan adalah "memiliki dampak psikologis, tetapi apakah ada dampak nyata akan memakan waktu beberapa minggu," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group di Chicago.

Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan eksportir minyak terbesar kedua, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

"Mengingat persediaan rendah dan kapasitas cadangan berkurang, pasar minyak tidak mampu menanggung gangguan pasokan yang besar," tambahnya.

Baca Juga: Bagaimana Arah Pergerakan IHSG di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina?

Rusia juga merupakan penyedia gas alam terbesar ke Eropa, menyediakan sekitar 35% dari pasokannya.

Setidaknya tiga pembeli utama minyak Rusia tidak dapat membuka surat kredit dari bank-bank Barat untuk menutupi pembelian pada hari Kamis, sumber mengatakan kepada Reuters.

China memperingatkan dampak ketegangan terhadap stabilitas pasar energi.

"Semua negara yang benar-benar bertanggung jawab harus mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk bersama-sama menjaga keamanan energi global," kata juru bicara kementerian luar negeri China.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah komersial naik 4,5 juta barel pekan lalu menjadi 416 juta barel, jauh lebih banyak dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk peningkatan 400.000 barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×