kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat Jelang Pertemuan OPEC+ Pekan Ini


Rabu, 03 Agustus 2022 / 06:18 WIB
Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat Jelang Pertemuan OPEC+ Pekan Ini
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kompak menguat pada Selasa (2/8)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak berjangka ditutup naik tipis pada hari Selasa menjelang pertemuan produsen OPEC+ di pekan ini.

Selasa (2/9), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2022 ditutup naik 51 sen atau 0,5% ke US$ 100,54 per barel.

Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2022 ditutup menguat 53 sen atau 0,6% menjadi US$ 94,42 per barel.

Sokongan bagi minyak datang setelah ekspektasi analis bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun sekitar 600.000 barel di pekan lalu.

American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, akan mengeluarkan laporan inventaris AS pada pukul 16:30. EDT. Sedangkan Energy Information Administration (EIA) melaporkan pada 10:30 EDT (1430 GMT) pada hari Rabu (3/8).

Baca Juga: Negara Kelompok G7 Pertimbangan Opsi Pembatasan Keuntungan Minyak Rusia

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada hari Rabu. Dua dari delapan sumber mengatakan kenaikan produksi sederhana akan dibahas. Sisanya mengatakan peningkatan tidak mungkin terjadi.

OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak tahun ini sebesar 200.000 barel per hari (bph) menjadi 800.000 bph, tiga delegasi mengatakan kepada Reuters.

"Pedagang energi semakin yakin bahwa OPEC+ akan menolak seruan untuk meningkatkan produksi mereka," kata Edward Moya, Senior Maarket Analyst di OANDA.

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak global dan mengirim harga melonjak mendekati rekor tertinggi. Tetapi dengan bank sentral menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan telah menutupi pasokan yang ketat.

Survei menunjukkan pabrik-pabrik di seluruh Amerika Serikat, Eropa, dan Asia berjuang untuk mendapatkan momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat COVID-19 di China memperlambat produksi.

"Bacaan ini tidak melakukan apa pun untuk mengurangi ketakutan akan resesi," kata Tamas Varga dari broker PVM.

Juga menaungi pasar adalah kekhawatiran bahwa kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan akan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan China. China menempatkan militernya dalam siaga tinggi dan mengatakan akan meluncurkan "operasi militer yang ditargetkan" sebagai tanggapan atas kunjungan tersebut.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Melemah, Kunjungan Pelosi ke Taiwan Seret S&P 500, Dow dan Nasdaq

Amerika Serikat, sementara itu, memberlakukan sanksi terhadap China dan perusahaan lain yang dikatakan membantu menjual puluhan juta dolar produk minyak dan petrokimia Iran ke Asia Timur. Washington sedang mencoba untuk meningkatkan tekanan pada Teheran untuk mengekang program nuklirnya.

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan "kata-kata baik" dari Iran tidak cukup untuk memuaskan inspektur internasional dan dia berharap Teheran siap untuk transparan tentang program nuklirnya.

Analis mengatakan kesepakatan nuklir dengan Iran dapat menambah sekitar 1 juta barel per hari minyak mentah ke pasokan dunia.

Di Venezuela, pemadaman yang mengganggu pasokan listrik dan gas negara itu ke perusahaan energi milik negara PDVSA memukul ekspor minyak Juli, berkontribusi pada penurunan 27% dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×