Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Kontrak harga minyak dunia terus menanjak naik mendekati level tertinggi dalam 27 bulan terakhir. Kondisi ini terjadi setelah data manufaktur AS dan Eropa yang membaik sehingga mendorong spekulasi kalau permintaan minyak akan bertambah seiring pemulihan ekonomi.
"Di AS dan Eropa, investor mencari tanda pemulihan. Terkait hal itu, permintaan minyak akan kembali menanjak," jelas Ben Westmore, Minerals and Energy Economist National Australia Bank. Dia juga menambahkan, data manufaktur akan memberikan dampak positif terhadap harga minyak. Westmore memprediksi, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 91 hingga US$ 92 sebarel.
Pada pukul 12.55 waktu Singapura, kontrak harga minyak untuk pengantaran Febuari berada di posisi US$ 91,60 sebarel atau naik 5 sen di transaksi perdagangan elektronik NYMEX.
Kemarin, kontrak berjangka minyak naik 0,2% setelah Institute for Supply Management's US Factory index mendaki dengan percepatan tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News