Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Di New York, harga minyak mentah dunia diperdagangkan mendekati level terendah dalam seminggu terakhir. Penurunan harga minyak disebabkan peningkatan pada cadangan minyak AS di luar perkiraan seiring dengan melonjaknya tingkat impor ke level tertinggi dalam empat tahun belakangan.
Kemarin, harga minyak menurun 0,7% setelah data Departemen Energi menunjukkan cadangan minyak AS mengalami kenaikan 7,31 juta barel menjadi 360,8 juta pada minggu yang berakhir 23 Juli. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 19 Maret lalu. Padahal, sejumlah analis memprediksi, cadangan minyak di Negeri Paman Sam itu akan melorot ke level terendah dalam empat bulan terakhir. Penyebabnya, tingkat impor melonjak ke posisi paling tinggi sejak Agustus 2006.
“Sentimen yang ada di pasar beragam. Pasar minyak sepertinya terkontrol dalam range tertentu. Fundamentak belum menunjukkan kejelasan. Cadangan minyak mengalami kenaikan padahal kami memprediksikan turun,” papar Jonathan Barratt, managing director Commodity Broking Services Pty di Sydney.
Pada pukul 09.37 waktu Singapura, kontrak harga minyak untuk pengantaran September sempat bertengger di level US$ 76,95 per barel di NYMEX. Kemarin, harga kontrak ini melorot 51 sen ke posisi US$ 76,99. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, kontrak harga minyak sudah mengalami penurunan sebesar 3,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News