Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak pada awal perdagangan pekan ini. Mengutip Bloomberg, Senin (23/6) pukul 06.46 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 75,71 per barel, naik 2,53% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 73,84 per barel.
Harga minyak melonjak menyusul serangan AS terhadap situs nuklir Iran pada akhir pekan.
Kenaikan harga minyak mencerminkan posisi penghindaran risiko yang umum, meskipun pergerakannya memoderasi perubahan yang lebih besar, ketika pedagang awalnya menanti tanda-tanda lebih lanjut mengenai eskalasi konflik Israel-Iran.
Baca Juga: Harga Minyak Bisa Tembus US$ 130, Pemerintah Dihadapkan pada Dilema Subsidi
"Tema utama adalah volatilitas pergerakan (harga minyak) yang mungkin tidak akan bertahan, jika misalnya Trump memutuskan serangan sudah dilakukan," kata Nick Twidale, kepala analis di ATT Global Markets seperti dikutip Bloomberg.
"Trump memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan Teheran, dan dengan demikian langkah selanjutnya, baik itu eskalasi lebih lanjut atau kembali ke meja perundingan akan lebih penting bagi pasar."
Para pedagang akan mencermati respons Iran dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan AS.
Evgenia Molotova, manajer investasi di Pictet Asset Management mengatakan, para investor umumnya memperkirakan konflik ini hanya bersifat lokal, sehingga tidak berdampak lebih luas terhadap perekonomian global.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik US$5 Usai Serangan AS ke Iran
"Semua akan tergantung pada bagaimana konflik berkembang dan segala sesuatunya tampaknya berubah setiap jam," katanya.
"Satu-satunya cara mereka menanggapi dengan serius adalah jika Selat Hormuz diblokir karena itu akan mempengaruhi akses minyak."
Selanjutnya: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Ini Dampaknya Bagi Perekonomian Global
Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday 23-25 Juni 2025, Bawang Putih-Anggur Red Globe Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News