Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Kontrak harga minyak kembali merangkak naik. Dengan demikian, sudah dua hari belakangan, harga minyak mengalami lonjakan. Di New York, harga minyak melonjak di atas level US$ 105 sebarel. Konflik yang berkelanjutan di Libya menimbulkan kecemasan tingkat tinggi yang dirasakan pelaku pasar.
Kontrak harga minyak untuk pengantaran cepat naik US$ 1,02 menjadi US$ 105,44 sebarel di NYMEX pagi tadi. Pada pukul 11.14 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di level US$ 105,24.
Sedangkan harga minyak jenis Brent naik 0,5% menjadi US$ 116,53 sebarel di ICE Futures Europe Exchange, London.
Asal tahu saja, bentrokan kembali terjadi antara kelompok pemberontak dan pasukan militer pimpinan Muamar Kaddafi. Kemarin, kelompok pemberontak berhasil menguasai fasilitas minyak di Ras Lanuf.
"Saat ini pergerakan harga minyak masih dipengaruhi oleh kondisi di Timur Tengah. Meski begitu, pasar cukup senang dengan data positif mengenai non-farm payroll. Ini menandakan ada perbaikan di pasar tenaga kerja AS," jelas Ben Westmore, mineral and energy economist National Australia Bank Ltd di Melbourne.
Sekadar tambahan informasi, data AS menunjukkan, tingkat pengangguran turun menjadi 8,9% pada Febuari. Ini merupakan yang terendah sejak April 2009.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
