kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak melemah untuk hari kedua, WTI dan Brent koreksi 1,4% pagi ini (29/9)


Rabu, 29 September 2021 / 10:02 WIB
Harga minyak melemah untuk hari kedua, WTI dan Brent koreksi 1,4% pagi ini (29/9)
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah untuk hari kedua berturut-turut pada awal perdagangan kali ini. Sentimen datang dari keraguan yang muncul atas permintaan, dengan kasus Covid-19 terus meningkat di seluruh dunia dan kekurangan bensin di beberapa wilayah.

Rabu (29/9), pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman November 2021 turun 1,3% ke US$ 78,06 per barel, setelah jatuh hampir US$ 2 pada hari Selasa (28/9) setelah menyentuh US$ 80,75, tertinggi dalam hampir tiga tahun.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ambles 1,4% ke US$ 74,27 per barel. Pada sesi sebelumnya, WTI turun 0,2%.

Harga minyak minyak sebelumnya sudah reli selama lima hari berturut-turut karena ekonomi pulih dari penguncian pandemi dan permintaan bahan bakar meningkat. Di saat yang sama, beberapa negara produsen malah terjadi gangguan pasokan.

Investor kini mengharapkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, biasanya dikenal sebagai OPEC+, agar memutuskan untuk menjaga pasokan tetap ketat ketika mereka bertemu minggu depan.

Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup melemah dan akhiri reli lima hari berturut-turut

"Sementara latar belakang pasokan tidak banyak berubah, harga minyak yang mencapai US$ 80 per barel akan melihat peningkatan tekanan bagi negara-negara OPEC+ untuk meningkatkan kuota produksi mereka," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Permintaan minyak diperkirakan akan meningkat kuat dalam beberapa tahun ke depan, OPEC memperkirakan pada hari Selasa. OPEC menyuarakan peringatan bahwa dunia perlu terus berinvestasi dalam produksi untuk mencegah krisis bahkan ketika transisi ke bentuk energi yang kurang berpolusi.

Melemahnya pasar perumahan China dan meningkatnya pemadaman listrik telah memukul sentimen karena setiap kejatuhan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu kemungkinan akan berdampak pada permintaan minyak, kata para analis.

Terlebih, China merupakan importir minyak terbesar dunia dan konsumen bahan bakar fosil terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan Amerika Serikat (AS) naik pada minggu lalu. Menurut sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute, stok minyak mentah naik 4,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 24 September.

Sedangkan, persediaan bensin naik 3,6 juta barel dan stok sulingan naik 2,5 juta barel di pekan lalu.

Selanjutnya: IHSG dibuka turun ke 6.100, berikut rekomendasi saham trading dari Samuel Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×