kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melemah 1% di tengah kenaikan persedian minyak mentah AS


Rabu, 02 Desember 2020 / 11:29 WIB
Harga minyak melemah 1% di tengah kenaikan persedian minyak mentah AS
ILUSTRASI. Harga minyak acuan anjlok 1% jelang tengah hari


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah memperpanjang penurunan pada perdagangan hari ini. Harga emas hitam ini terpukul oleh peningkatan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) dan di saat yang sama OPEC+ menunda pertemuan formal untuk memutuskan meningkatkan produksi pada bulan Januari tetap dilakukan.

Rabu (2/12) pukul 11.10 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 turun 41 sen atau 0,9% jadi US$ 47,01 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Januari 2021 melemah 46 sen atau 1% ke level US$ 44,09 per barel.

Baca Juga: Lanjutkan pelemahan, harga minyak acuan terseret kenaikan persediaan minyak AS

Tekanan bagi harga minyak datang setelah American Petroleum Institute merilis data persediaan minyak mentah AS yang malah naik 4,1 juta barel pada pekan lalu. Padahal para analis memprediksi, persediaan minyak mentah Negeri Paman Sam turun 2,4 juta barel pada pekan yang berakhir 27 November lalu.

Pada saat yang hampir bersamaan, OPEC+ malah menunda pembicaraan tentang kebijakan produksi minyak untuk tahun depan hingga Kamis (3/12). Padahal sebelumnya, pertemuan dijadwalkan terjadi pada Selasa (1/12), kata sumber.

Awal tahun ini, OPEC+ yang terdiri dari anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia sepakat memberlakukan pemotongan produksi 7,7 juta barel per hari (bph) hingga akhir 2020. Ini dilajukan karena pandemi virus corona mengurangi permintaan bahan bakar. 

Dalam rencana awal, OEPC+ akan mengurang pemotongan produksi minyak mulai bulan Januari 2021. Namun dengan lonjakan kasus virus corona baru-baru ini, pasar berharap, OEPC+ tetap mempertahankan pemangkasan produksi seperti saat ini dalam periode Januari-Maret 2021. 

"Risiko aliansi OPEC+ gagal mencapai kesepakatan kini semakin tinggi," kata analis ANZ dalam sebuah catatan pada Rabu.

"Virus yang bangkit kembali telah menyebabkan pembatasan perjalanan meningkat di seluruh Eropa dan AS," kata mereka, menambahkan surplus pasar bisa setinggi 1,5 juta hingga 3 juta barel per hari pada paruh pertama tahun depan, jika kelompok itu tidak memperpanjang potongan.

Baca Juga: Harga emas spot tergelincir ke US$ 1.810 per ons troi jelang tengah hari ini

Tetapi Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan, meskipun dapat mendukung rollover, mereka akan berjuang untuk melanjutkan pengurangan output yang sama hingga tahun 2021.

Sementara itu pembatasan produksi minyak Norwegia yang bukan anggota OPEC+, yang diberlakukan sejak Juni, akan berakhir pada 31 Desember. Ini membuat banjir produksi di pasar global kemungkinan akan terjadi dan selanjutnya dapat menurunkan harga.

Namun, penurunan harga minyak dibatasi oleh harapan investor akan vaksin virus corona untuk memerangi peningkatan kasus Covid-19 yang pada gilirannya dapat menghidupkan kembali permintaan bahan bakar.

Selanjutnya: Jet tempur J-11 China terlihat lakukan latihan militer intensif di wilayah Barat Laut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×