Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sempat melonjak tinggi di awal perdagangan pagi ini. Setelah pembukaan perdagangan Senin (16/9), pukul 05.02 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange melejit 15,48% ke US$ 63,34 per barel ketimbang harga Jumat lalu pada US$ 54,85 per barel.
Tapi, lonjakan harga minyak ini hanya sesaat. Pada pukul 6.42 WIB, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini tercatat masih menguat 10,94% ke US$ 60,85 per barel daripada harga penutupan Jumat lalu.
Harga minyak acuan internasional brent pun melejit di awal perdagangan. Harga minyak brent untuk pengiriman November 2019 di ICE Futures meroket 19,48% ke US$ 71,95 per barel pada pukul 05.00 WIB tadi pagi.
Lonjakan ini berkurang menjadi 12,90% ke US$ 67,97 per barel pada pukul 6.45 WIB. Bloomberg melaporkan bahwa lonjakan harga minyak brent di awal perdagangan ini merupakan onjakan harian tertinggi sejak produk futures ini diperdagangkan pada 1988.
Baca Juga: Trump: AS siap menembak, membalas serangan terhadap Saudi
Produksi Saudi Aramco terganggu 5,7 juta barel per hari akibat serangan 10 drone pada Sabtu (14/9) lalu. Pasokan ini sekitar 50% dari total produksi minyak Arab Saudi, dan sekitar 5% dari pasokan minyak global.
Sumber Reuters menyebutkan bahwa pemulihan kembali ke kapasitas penuh akan memerlukan waktu berminggu-minggu, tidak cuma berhari-hari. Tapi, ekspor minyak Saudi akan kembali normal pada pekan ini karena negara penghasil minyak ini akan mengambil stok dari fasilitas cadangan.
"Lonjakan harga merupakan reaksi wajar. Tapi kenaikan harga ini akan tergantung pada lama waktu gangguan, kemampuan untuk memenuhi komitmen ekspor lewat penarikan cadangan domestik, elastisitas permintaan di harga tinggi, serta kebijakan pemerintah dan lembaga," kata Michael Tran, managing director of energy strategy RBC Capital Markets kepada Reuters.
Baca Juga: Duh, harga minyak mentah melonjak lebih dari 15% pasca serangan ke fasilitas Aramco
Tran menambahkan bahwa jika normalisasi produksi berjalan dengan cepat, masih ada potensi gangguan produksi hampir 6% minyak global. Hal inilah yang mengangkat harga minyak.
Abishek Kumar, head of analytics Interfax Energy di London mengatakan bahwa otoritas Saudi mengklaim sudah mengontrol kebakaran. Tapi ini belum tentu merampungkan pemadaman. "Kerusakan fasilitas di Abqaiq dan Khurais tampaknya luas dan perlu berminggu-minggu untuk normalisasi pasokan minyak," kata Kumar kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News