kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,55   3,24   0.36%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak konsolidasi setelah melesat lebih dari 3% di awal pekan


Selasa, 25 Mei 2021 / 07:29 WIB
Harga minyak konsolidasi setelah melesat lebih dari 3% di awal pekan
ILUSTRASI. Kemarin, harga minyak WTI kontrak Juli 2021 di New York Mercantile Exchange melonjak 3,88% dalam sehari.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bergerak konsolidasi setelah kemarin melesat tinggi. Selasa (25/5) pukul 7.15 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) turun tipis ke US$ 66,03 per barel dari sebelumnya US$ 66,05 per barel.

Kemarin, harga minyak WTI kontrak Juli 2021 di New York Mercantile Exchange ini melonjak 3,88% dalam sehari. Sejalan, harga minyak brent kontrak Juli 2021 di ICE Futures kemarin pun melonjak 3,04% ke US$ 68,46 per barel. Pagi ini, harga minyak brent turun tipis ke US$ 68,43 per barel.

Harga minyak kemarin naik lebih dari 3% karena lonjakan permintaan yang dipicu oleh dorongan vaksinasi Covid-19. Penurunan angka kematian akibat Covid-19 di India juga memperkuat ekspektasi bahwa permintaan minyak akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang. 

Para trader optimistis bahwa pasar dapat menyerap minyak Iran yang akan masuk ke pasar jika pembicaraan Barat dengan Teheran mengarah pada pencabutan sanksi. "Iran dan kekuatan barat tidak bisa mendapatkan rincian yang akan membuat kesepakatan ini ditandatangani dan disampaikan," kata Bob Yawger, direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York kepada Reuters.

Baca Juga: Wall Street melesat di awal pekan, penurunan yield US Treasury mengangkat pasar saham

Iran dan pengawas nuklir PBB memperpanjang perjanjian pemantauan yang baru saja habis masa berlakunya sebulan. Perpanjangan ini dilakukan untuk menghindari keruntuhan yang dapat memicu pembicaraan yang lebih luas untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 ke dalam krisis.

Mantan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi.

Stephen Brennock dari pialang minyak PVM mengatakan bahwa jika volume besar minyak mentah Iran kembali ke pasar, penarikan stok minyak global akan tetap besar. "Pasokan tambahan dari Teheran siap diserap oleh pasar sebagai akibat dari lonjakan permintaan vaksin selama beberapa bulan mendatang," tambah dia.

Baca Juga: Ada potensi rebound jangka pendek, IHSG diprediksi menguat Selasa (25/5)

Goldman Sachs mengatakan kasus kenaikan harga tetap solid bahkan dengan potensi peningkatan ekspor Iran. Prediksi dasar Goldman, harga minyak berpeluang berada di US$ 80 per barel untuk musim panas ini.

"Bahkan dengan asumsi secara agresif dimulai kembali pada bulan Juli, kami memperkirakan bahwa harga Brent masih akan mencapai US$ 80 per barel pada kuartal keempat 2021," kata Goldman dalam sebuah catatan. 

Baca Juga: Laporan terbaru sebut asal usul virus corona penyebab Covid-19 berasal dari Wuhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×