kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kian memanas, Brent menguat untuk hari kelima berturut-turut


Rabu, 16 Juni 2021 / 09:31 WIB
Harga minyak kian memanas, Brent menguat untuk hari kelima berturut-turut
ILUSTRASI. Harga minyak mentah menguat kembali menguat 0,9% pada pagi ini (16/6)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah terus menguat dengan Brent yang naik untuk sesi kelima berturut-turut. Angin segar bagi harga minyak datang karena penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) dan pemulihan permintaan. 

Rabu (16/6) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 69 sen atau 0,9% menjadi US$ 74,68 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent sudah naik 1,6%. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 naik 66 sen atau 0,9% ke level US$ 72,78 per barel, setelah naik 1,7% di Selasa (15/6). 

"Bahkan pedagang non-energi menempatkan taruhan bahwa harga minyak akan terus naik," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Semua orang menjadi terlalu bullish dengan harga minyak mentah. Prospek permintaan minyak mentah sangat kuat karena pemulihan di seluruh AS, Eropa, dan Asia, yang akan membuat permintaan kembali ke tingkat sebelum Covid-19 pada paruh kedua tahun depan," tambah Moya.

Baca Juga: Harga minyak ditutup menguat lebih dari 1%, Brent ke US$ 73,99 dan WTI ke US$ 72,12

Berdasarkan data American Petroleum Institute (API), persediaan minyak AS turun 8,5 juta barel di pekan yang berakhir 11 Juni. 

Stok minyak mentah diperkirakan turun untuk minggu keempat berturut-turut, dengan penurunan sekitar 3,3 juta barel pada pekan lalu, menurut analis yang disurvei oleh Reuters. Data resmi dari pemerintah AS akan dirilis hari ini. 

Eksekutif dari pedagang minyak utama mengatakan, bahwa mereka memperkirakan harga akan tetap di atas US$ 70 per barel dan permintaan untuk kembali ke tingkat pra-pandemi pada paruh kedua tahun 2022.

Kepala Eksekutif Vitol Russell Hardy menyebut, minyak kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran antara US$ 70 dan US$ 80 per barel untuk sisa tahun ini dengan harapan bahwa OPEC+ akan mempertahankan pembatasan produksi.

Bahkan kembalinya ekspor Iran, jika Amerika Serikat bergabung kembali dengan perjanjian nuklir dan mencabut sanksi terhadap Teheran, tidak mungkin mengubah gambaran bullish minyak. 

Selanjutnya: IHSG melemah ke 6.060 pada awal perdagangan Rabu (16/6), asing lepas BBRI, BANK, BBCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×